BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Ayam
ras pedaging disebut juga broiler, yang
merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang
memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam.
Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an
dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia
yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah
dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu
sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan
menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang
bermunculan diberbagai wilayah Indonesia
Dengan
berbagai macam strain ayam ras pedaging yang telah beredar dipasaran, peternak
tidak perlu risau dalam menentukan pilihannya. Sebab semua jenis strain yang
telah beredar memiliki daya produktifitas relatif sama. Artinya seandainya
terdapat perbedaan, perbedaannya tidak menyolok atau sangat kecil sekali. Dalam
menentukan pilihan strain apa yang akan dipelihara, peternak dapat meminta
daftar produktifitas atau prestasi bibit yang dijual di Poultry Shoup.
2.
Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah ini yaitu:
a. Mengetahui
jenis ayam broiler yang ada di pasaran
b. Mengetahui
cara pembudidayaan ayam broiler
c. Mengetahui
penyakit dan hama pada ayam broiler
d. Mengetahui
prospek usaha ayam broiler
e. Mengetahui
analisa ekonomi budiddaya ayam broiler
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Jenis
Ayam broiler
Adapun jenis strain ayam ras pedaging
yang banyak beredar di pasaran adalah: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross,
Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro,
Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans,
Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex, Bromo, CP
707.
2.
Persyaratan
Lokasi
1) Lokasi yang cukup jauh dari
keramaian/perumahan penduduk.
2) Lokasi mudah terjangkau dari
pusat-pusat pemasaran.
3) Lokasi terpilih bersifat menetap,
artinya tidak mudah terganggu oleh keperluan keperluan lain selain untuk usaha
peternakan.
3.
Teknis
Budidaya
Sebelum usaha beternak
dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu:
manajemen (pengelolaan usaha peternakan),
breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan).
A.
Penyiapan
sarana dan Persiapan
1.
Perkandangan
Sistem perkandangan yang ideal untuk
usaha ternak ayam ras meliputi: persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60-70%,
penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang
agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang,
model kandang disesuaikan dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur 2 minggu
atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3
bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa. dengan
kandang postal atapun kandang bateray. Untuk kontruksi kandang tidak harus
dengan bahan yang mahal, yangpenting kuat, bersih dan tahan lama.
2.
Peralatan
a.
Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan
kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau
angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari
kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan
kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
b.
Indukan atau brooder
Alat ini berbentuk bundar atau persegi
empat dengan areal jangkauan 1-3m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya
seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
c.
Tempat bertengger (bila perlu)
Tempat bertengger untuk tempat
istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai
yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan
letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
d.
Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia
cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor
juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus
e.
Alat-alat rutin
Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan
ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan
lain-lain.
B.
Pembibitan
Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a) ternak sehat dan tidak cacat pada
fisiknya
b) pertumbuhan dan perkembangannya
normal
c) ternak berasal dari pembibitan yang
dikenal keunggulannya.
d) tidak ada lekatan tinja di duburnya.
1.
Pemilihan
Bibit dan Calon Induk
Ada beberapa pedoman teknis untuk
memilih bibit/DOC (Day Old Chicken)/ayam umur sehari:
a. Anak ayam (DOC ) berasal dari induk
yang sehat.
b. Bulu tampak halus dan penuh serta
baik pertumbuhannya .
c. Tidak terdapat kecacatan pada
tubuhnya.
d. Anak ayam mempunyak nafsu makan yang
baik.
e. Ukuran badan normal, ukuran berat
badan antara 35-40 gram.
f. Tidak ada letakan tinja diduburnya.
2.
Perawatan
Bibit dan Calon Induk
Dilakukan setiap saat, bila ada gejala
kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan
pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang
bertugas di daerah yang bersangkutan.
C.
Pemeliharaan
1. Pemberian Pakan dan Minuman
Untuk pemberian pakan ayam ras broiler
ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur
4-6 minggu).
a.
Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
·
kualitas atau kandungan zat gizi pakan
terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor
(P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
·
kuantitas pakan terbagi/digolongkan
menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17
gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3
(umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91
gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu
sebesar 1.520 gram.
b.
Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
·
kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri
dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor
(P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
·
kuantitas pakan terbagi/digolongkan
dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111
gram/hari/ekor, minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor, minggu ke-7
(umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161
gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah
3.829 gram.
·
Pemberian minum disesuaikan dangan umur
ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
a. Fase starter (umur 1-29 hari),
kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1
(1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100
ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29
hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4
minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari
pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya.
Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
b. Fase finisher (umur 30-57 hari),
terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5
liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu
ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1
liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4
liter/hari/ekor.
2 Pemeliharaan Kandang
Kebersihan lingkungan
kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit
yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan
preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai
catatan pada label yang dari poultry shoup.
Agar bangunan kandang
dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara
baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang
rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna
kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.
D.
Hama
dan Penyakit
1.
Penyakit
1)
Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret,
nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan. Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungaan,
menjaga litter tetap kering; (2) dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui
mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui
moxaline, amprolium, cxaldayocox.
2)
Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala: ayam sulit bernafas,
batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi,
kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala
“tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh. Pengendalian: (1) menjaga kebersihan
lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo,
ayam yang mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah
tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan
vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
2.
Hama
1)
Tungau (kutuan)
Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan
mengibasngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus. Pengendalian: (1) sanitasi lingkungan kandang
ayam yang baik; pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat; (2) dengan
menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air
kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15%
yang encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan fumigasi
atau pengasepan menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine
sulfat atau Black leaf 40.
E.
PENYIMPANAN VAKSIN
·
Vaksin harus
disimpan dalam lemari es dengan suhu 2-8˚C (bukan freezer), terhindar dari
panas dan sinar matahari langsung.
·
Apabila
hendak mengangkut vaksin ke suatu tempat, vaksin harus ditempatkan pada wadah
yang memiliki daya isolasi cukup baik terhadap suhu luar (misal: termos atau
sterofoam box), dengan diberi es batu di dalamnya.
F.
KONDISI YANG HARUS DIPERHATIKAN
·
enis dan
dosis vaksin harus tepat, vaksin belum kadaluwarsa.
·
Pastikan
ayam yang akan divaksin dalam kondisi sehat.
·
Jangan
melakukan kegiatan vaksinasi pada saat suhu udara terlalu panas (maks. 29˚C).
·
Gunakan
wadah yang berbahan dasar plastik, hindari wadah yang terbuat dari logam.
·
Air yang
digunakan harus segar, pH 6.5–7.5, bebas klorin dan desinfektan.
·
Cuci tempat
vaksin dan alat vaksinasi dengan air biasa, tanpa klorin atau desinfektan.
·
vaksinator
harus terlatih, tata cara dan prosedur vaksinasi harus diikuti dengan benar.
·
Segera
berikan multivitamin setelah vaksinasi untuk mengurangi dampak stress.
G.
VAKSINASI MELALUI AIR MINUM
·
Hentikan pemakaian
klorin dan desinfektan air minum 24 jam sebelum vaksinasi.
·
Puasakan
ayam 1-2 jam sebelum vaksinasi (suhu lebih dari 30˚C sebaiknya 1 jam saja).
·
Siapkan air,
susu skim, dan vaksin dengan jumlah yang telah ditentukan. Jumlah air yang
digunakan adalah sejumlah air yang habis diminum ayam selama 1-2 jam.
·
Karena
setiap 1.000 ekor ayam membutuhkan 1 liter air untuk setiap umur, maka dapat
digunakan rumusan sbb:
Jumlah air = Populasi/1000 x Umur ayam
·
Setelah jumlah
air ditentukan, masukkan susu skim 2 gram per liter air. Untuk daerah beriklim
panas disarankan ditambah es batu.
·
Untuk daerah
yang kualitas airnya kurang bagus, disarankan untuk meningkatkan dosis susu
skim dan/atau merebus air yang akan digunakan untuk vaksinasi.
·
Keluarkan
dan campurkan vaksin ke dalam air yang telah disiapkan. Aduk hingga rata dan
segera tuang ke tempat minum yang telah disediakan.
·
Agar
pembagian vaksin merata, maka harus dihitung jumlah larutan vaksin yang harus
dituangkan di setiap tempat minum (kontrol distribusi vaksin).
·
Botol dan
tutup botol bekas vaksin harus dibakar atau direndam dalam desinfektan.
Jumlah air (liter)
=
Air di setiap tempat minum
Jumlah tempat minum (buah)
H.
VAKSINASI TETES
·
Yang perlu
diperhatikan pada saat vaksinasi tetes adalah proses penetesan ke dalam mata
haruslah tepat, dan vaksin harus terserap sempurna ke dalam kelopak mata.
Jangan terburu-buru melepaskan ayam jika tetesan belum terserap sempurna.
·
Hindari
penjaringan ayam yang terlalu banyak (maksimal 200 ekor sekali jaring), agar
ayam tidak mengalami stres terlalu lama saat menunggu vaksinasi.
·
Untuk
menghindari turunnya efektifitas vaksin, sebaiknya larutan vaksin dibagi
kedalam beberapa alat penetes sesuai dengan jumlah vaksinator (setelah
dilarutkan, vaksin harus habis dalam 30 menit).
I.
VAKSINASI SUNTIK
·
Sebelum
melakukan vaksinasi cek dulu fungsi injektor. Lakukan uji coba dengan air,
jika rusak atau tidak lancar jangan digunakan. Jika kotor cuci
dengan air panas.
·
vaksin yang
keluar dari kulkas/refrigerator sebaiknya ditunggu beberapa saat sampai suhunya
mendekati suhu ruangan.
·
Sebelum atau
saat melakukan kegiatan vaksinasi, sesering mungkin botol vaksin dikocok untuk
menghindari pengendapan komponen vaksin.
UMUR
(HARI)
|
VAKSIN DAN OBAT
|
APLIKASI
|
|||
Alt 1
|
Alt 2
|
Alt 3
|
Alt 4
|
||
1–3
|
Antibiotik
|
Antibiotik
|
Antibiotik
|
Antibiotik
|
DW
|
3–5
|
ND Lasota
|
ND Lasota
|
ND Lasota
|
ND Lasota
|
Tetes
|
ND Lasota + IB
|
ND Lasota + IB
|
ND Lasota + IB
|
ND Lasota + IB
|
Tetes
|
|
ND Viscerotropic
|
ND Viscerotropic
|
ND Viscerotropic
|
ND Viscerotropic
|
Spray
|
|
-
|
-
|
ND Killed
|
ND Killed
|
SC
|
|
7
|
-
|
IBD Intermediate
|
-
|
IBD Intermediate
|
DW
|
12–14
|
IBD Intermediate
|
IBD Intermediate
|
IBD Intermediate
|
IBD Intermediate
|
DW
|
18–21
|
ND Lasota
|
ND Lasota
|
ND Lasota
|
ND Lasota
|
DW
|
J.
BIOSECURITY
·
Idealnya
kandang berjarak minimal 1 km dari perkampungan atau kandang lainnya.
·
Ada pagar
yang mengelilingi kandang untuk mencegah masuknya pengunjung atau hewan liar
yang tidak diinginkan.
·
Ada jalan
penghubung di dalam kandang untuk mengangkut segala kebutuhan ayam, agar
petugas kandang tidak melewati sembarang tempat.
·
Bangunan
kandang didesain agar burung liar dan binatang pengerat tidak dapat masuk.
·
Sumber air
yang tertutup dan dilakukan pemeriksaan kualitas air secara rutin.
·
Hindari
penumpukan peralatan yang tidak terpakai, kotoran, sisa pakan, dan sampah
lainnya di sekitar area kandang.
·
Idealnya 15
m sekeliling kandang dilakukan pembersihan rumput dan semak secara rutin agar
tidak menjadi sarang penyakit.
·
Batasi
jumlah orang yang masuk ke dalam lokasi kandang.
·
Penyemprotan
desinfektan dan/atau pencelupan kaki harus selalu dilakukan pada setiap orang
yang keluar masuk kandang.
·
Pengawas
harus melakukan kontrol dari kandang ayam paling muda ke kandang ayam yang
lebih tua pada hari yang sama.
·
Semua
peralatan yang keluar masuk area kandang harus sudah melalui proses sanitasi.
·
Istirahat
kandang minimal 2 minggu (kandang dalam keadaan sudah bersih).
·
Lakukan
program pembasmian serangga dan tikus secara rutin.
PEMBUATAN LARUTAN KLORIN
1 kg kaporit 65% (bubuk) dilarutkan dalam 72 liter
air, diaduk kemudian didiamkan selama 24 jam sampai mengendap. Ambil bagian
larutan yang bening untuk dicampurkan ke dalam air minum, dengan takaran sbb:
Larutan Kaporit (ml)
|
Air Minum (liter)
|
Konsentrasi
|
1 ml
5 ml
10 ml
|
10 liter
10 liter
10 liter
|
1 ppm
5 ppm
10 ppm
|
Hindari kondisi yang dapat mengurangi efektifitas
klorin, antara lain: panas, sinar matahari, lumut, lendir, dsb. Wadah harus
tertutup rapat untuk menghindari penguapan.
PEMBUATAN LARUTAN DESINFEKTAN
Desinfektan
|
Dosis
|
Keterangan
|
Fumigasi
|
21 ml formalin 37%
21 ml air
17 gram PK
|
Fumigasi 1 m3 ruangan.
Desinfeksi saat transfer
pakan dan fumigasi sekam.
|
Formalin 2%
|
1 liter formalin 37%
19 liter air
|
Desinfeksi saat transfer
pakan dan sanitasi kandang.
|
BKC 10%
|
2 ml : 1 liter air
6 ml : 1 liter air
|
Foot dipping.
Desinfeksi peralatan.
|
Klorin
|
5 ppm
10 ppm
|
Desinfeksi air minum.
Desinf. instalasi air minum.
|
FCR = Total konsumsi pakan
Total berat hidup
IP = {(100 – total % deplesi) x Rata-rata berat badan x
100}
(FCR x Rata-rata usia panen)
K. Panen
1. Hasil Utama
Untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil
utamanya adalah berupa daging ayam
2. Hasil Tambahan
Usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa
tinja atau kotoran kandang dan bulu ayam.
L. Pascapanen
1.
Stoving
Penampungan ayam sebelum dilakukan
pemotongan, biasanya ditempatkan di kandang penampungan (Houlding Ground)
2.
Pemotongan
Pemotongan ayam dilakukan dilehernya,
prinsipnya agar darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan
ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar
dan mudah busuk.
3.
Pengulitan atau Pencabutan Bulu
Caranya ayam yang telah dipotong itu
dicelupkan ke dalam air panas (51,7-54,4 derajat C). Lama pencelupan ayam
broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang halus dicabut dengan membubuhkan lilin
cair atau dibakar dengan nyala api biru.
4.
Pengeluaran Jeroan
Bagian bawah dubut dipotong sedikit,
seluruh isi perut (hati, usus dan ampela) dikeluarkan. Isi perut ini dapat
dijual atau diikut sertakan pada daging siap dimasak dalam kemasan terpisah.
5.
Pemotongan Karkas
Kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir
juga dipotong bila tidak disukai. Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan
karkas telah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian
ayam didinginkan dan dikemas.
M.
Analisa Ekonomi Budidaya
1.Analisis
Usaha Budidaya
Dasar perhitungan biaya yang dikeluarkan
dan pendapatan yang diperoleh dalam analisis ini, antara lain adalah:
a) jenis ayam yang dipelihara adalah
jenis ayam ras pedaging (broiler) dari strain CP.707.
b) sistem pemeliharaan yang diterapkan dengan
cara intensif pada kandang model postal
c) luas tanah yang digunakan yaitu 200
m2 dengan nilai harga sewa tanah dalam 1
ha/tahun adalah Rp 1.000.000,-.
d) kandang terbuat dari kerangka bambu,
lantai tanah, dinding terbuat dari bilah-bilah bambu denga alas dinding
setinggi 30 cm, terbuat dari batu bata yang plester dan atap menggunakan
genting.
e) ukuran kandang, yaitu tinggi bagian
tepinya 2,5 m, lebar kandang 5 m dan lebar bagian tepi kandang 1,5 m.
f) lokasi peternakan dekat dengan sumber
air dan listrik.
h) penerangan dengan lampu listrik.
i) umur ayam yaitu dimulai dari bibit
yang berumur 1 hari
j) litter/alas kandang menggunakan sekam
padi.
k) jenis pakan yang diberikan adalah
BR-1 untuk anak ayam umur 0-4 minggu dan BR-2 untuk umur 4-6 minggu.
l) tingkat kematian ayam diasumsikan 6%.
m)lama masa pemeliharaan yaitu 6 minggu
(42 hari).
n) berat rata-rata per ekor ayam
diasumsikan 1,75 kg berat hidup pada saat panen.
o. harga ayam per kg berat hidup, yaitu
diasumsikan Rp 25000,-,
p) ayam dijual pada umur 6 mingu atau 42
hari.
q) nilai pupuk kandang yaitu Rp
60.000,-.
s) nilai penyusutan kandang
diperhitungkan dengan kekuatan masa pakai 6 tahun dan nilai penyusutan
peralatan diperhitungkan dengan masa pakai 5 tahun.
t) perhitungan analisis biaya ini hanya
diperhitungkan sebagai Pedoman dasar, karena nilai/harga sewaktu-waktu dapat
mengalami perubahan.
Adapun
rincian biaya produksi dan modal usaha tani adalah sebagai berikut :
1)
Biaya prasarana produksi
a. Sewa tanah 200 m2 @ 2 bln Rp. 2.000.000,-
b. Kandang ukuran 20 x 5 m
- Bambu 180 batang @ Rp 1250, Rp.
225.000,-
- Semen 4 zak @ Rp 7000, Rp. 28.000,-
- Kapur 30 zak @ Rp 6000, Rp. 18.000,-
- Genting 2600 bh @ Rp 90, Rp.
234.000,-
- Paku reng 5 kg @ Rp 2000, Rp.
10.000,-
- Paku usuk 7000 kg @ Rp 1800, Rp.
12.600,-
- Batu bata 1000 buah @ Rp 55, Rp.
55.000,-
- Pasir 1 truk Rp. 230.000,-
- Tali 28 meter @ Rp 5000, Rp. 14.000,-
- Tenaga kerja Rp. 400.000,-
c. Peralatan
- Tempat pakan 28 bh @ Rp 5000, Rp.
140.000,-
- Tempat minum 32 bh @ Rp 3880, Rp. 124.000,-
- Sekop 1 bh Rp. 7.000,-
- Ember 2 bh @ Rp 2000, Rp. 4.000,-
- Tong bak air 1 bh Rp. 15.000,-
- Ciduk 2 bh @ Rp 5000, Rp. 10.000,-
- Thermometer 1 bh Rp. 20.000,-
- Brooder (gasolec) 1 bh Rp. 15.000,-
- Tali 120m @Rp. 500 Rp. 60.000,-
Jumlah biaya prasarana produksi Rp.
3.621.000,-
2)
Biaya sarana produksi
a. Bibit DOC 1000 bh @ Rp 5000,- Rp.
5.000.000,-
b. Pakan dan obat-obatan
- BR-1 31 zak (0-4 minggu) @Rp 36.000, Rp. 1.116.000,-
- BR-2 34 zak (4-6 mingu) @ Rp 34.000, Rp. 1.156.000,-
- obat-obatan @ Rp 150,-/ekor Rp. 150.000,-
c. tenaga kerja 1,5 bln @ Rp 105.000,- Rp.
157.500,-
d. Lain-lain Rp. 10.000,-
- sekam padi 1 truk @Rp 60.000,- Rp. 60.000,-
- karung goni bekas 32 @ Rp 300,- Rp. 2.400,-
- pemakaian listrik selama 0-6 minggu Rp. 7.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 3.548.900,-
3)
Biaya produksi
a. Sewa tanah 200 m2 @ 2 bln Rp. 2.000.000,-
b. Kandang Rp. 1.226.600,-
c. Peralatan Rp 395.000,-
c. Bibit DOC 1000 ekor Rp. 5.000.000,-
d. Pakan dan obat-obatan Rp. 2.422.000,-
e. Tenaga kerja Rp. 157.500,-
f. lain-lain Rp. 104.400,-
Jumlah biaya produksi Rp. 11.304.900
4) Pendapatan
a. Total pendapatan 1000 @ 94% x 1kg x Rp
25.000,-
= Rp.23. 500.000,-
5)
Keuntungan
Pendapatan –
Pengeluaran = Rp. 23.500.000 – Rp. 11.304.000
= Rp. 12.196.000
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Ayam ras pedaging
disebut juga broiler, yang merupakan
jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya
produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam.
Adapun jenis strain
ayam ras pedaging yang banyak beredar di pasaran adalah: Super 77, Tegel 70,
ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett,Missouri,Hubbard,
Teknik pembudidayaan
meliputi penyiapan sarana dan prasarana, pembibitan, pemeliharaan, pengendalian
hama dan penyakit, dan panen.
2.
Saran
Perlunya melakukan
manajemen teknik pembudidayaan ayam pedaging yang benar akan meningkatkan
kualitas produksi ayam pedaging, yang akan menguntungkan peternak itu sendiri.
Semoga makalah ini bisa
dijadikan sebagai salah satu refrensi oleh peternak ayam pedaging dalam
melakukan budidaya ayam broiler,dan bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Peternakan
UniversitasKanjuruhanMalang.