Senin, 30 April 2012

Laporan Praktikum Pernapasan Biologi


Bab 1
Pendahuluan

A.    Latar belakang
Volume tidal dan kapasitas paru-paru setiap orang berbeda-beda. Volume tidal adalah udara yang keluar masuk paru-paru sebagai akibat pernapasan normal ( 500cc). Sedangkan kapasitas vital paru-paru adalah volume udara yang dapat di hembuskan sekuat-kuatnya setelah melakukan inspirasi sekuat-kuatnya ( 3500cc).
Kemudian jenis kelamin, dan berat badan sangat mempengaruhi volume tidal dan kapasitas vital paru-paru. Maka dari itu kami membuat hasil laporan penelitian kami tentang pengukuran volume tidal dan kapasitas vital paru-paru, sebagai bukti nyata penelitian kami.
B.    Masalah
1.    Apa hubungan antara jenis kelamin, berat badan, dan volume tidal ?
2.    Apa hubungan antara jenis kelamin, berat badan, dan kapasitas vital paru-paru?
C.    Tujuan
1.    Mengetahui volume tidal dan kapasitas vital paru-paru.
2.    Mengetahui hubungan antara jenis kelamin, berat badan dan volume tidal serta kapasitas vital paru-paru.






















Bab 2
Metode Kerja

A.    Alat dan Bahan
1.    Ember/baskom besar yang berisi air 2/3 nya
2.    Stoples plastik yang bervolume 5 liter
3.    Selang plastik kurang dari 40 cm
4.    Gelas ukur
5.    Timbangan badan
6.    Spidol yang tahan air
7.    Air secukupnya
B.    Cara Kerja
1.    Buatlah skala pada stoples plastik dengan spidol yang tahan air. Caranya dengan mengisi air pada gelas ukur setiap 10 cc atau 10 ml, lalu di masukkan pada stoples tersebut, dan beri tanda. Demikian seterusnya, sampai setinggi stoples.
2.    Balik stoples yang telah berisi air dengan cepat ke dalam ember/baskom besar yang juga berisi air.
3.    Masukkan selang plastik melalui mulut stoples. Catat posisi (skala) awal air.
4.    timbang berat badan probandus (orang yang melakukan percobaan). Tiap kelompok ada satu probandus.
5.    Lakukan pengukuran volume tidal dan kapasitas vital paru-paru, dengan cara sebagai berikut.
a.    Volume tidal
Probandus melakukan inspirasi normal/biasa, lalu melakukan ekspirasi dengan normal/biasa pula melalui selang plastik. Catat volume air yang keluar dari stoples (skala yang di hasilkan ). Hitung selisih antara skala awal dan skala yang terbentuk.
b.    Kapasitas Vital
Probandus menghasilkan inspirasi semaksimal mungkin, lalu melakukan ekspirasi semaksimal mungkin juga melalui selang pelastik. Hitung selisih antara skala awal dan skala yang terbentuk.
6.    Ulangi percobaan sekali lagi
7.    Lakukan hal yang sama untuk probandus kelompok lain. Probandus sebaiknya ada yang perempuan dan ada yang laki-laki.
8.    Buat table hasil pengamatannya.
Bab 3
Hasil dan pembahasan

A.    Hasil
No    Nama    Berat Badan    Volume tidal (ml)    Kapasitas Vital paru-paru    Volume Paru-paru
            I    II    Rata-rata    I    II    Rata-rata   
1    Edy permadi (L)    60 kg    10    6    8    16    22    19    3
2    Arif W.S (L)     50 kg    14    14    14    25    25    25    7
3    Trie sulistya N (P)    48 kg    4    7    5,5    8    9    8,5    0,5
4    Silvia Mareta H (P)    54 kg    4    8    6    10    15    12,5    4


B.    Pembahasan
1.    Jelaskan hubungan antara jenis kelamin, berat badan, dan volume tidal ?
Jawab : hubungannya yaitu, adalah umumnya pada laki-laki volume tidalnya lebih besar dari pada wanita. Pada pria yang berat badannya lebih kecil maka volume tidalnya besar. Sedangkan pada pria yang berat badannya besar maka volume tidalnya kecil. Pada wanita yang berat badannya kecil maka volume tidalnya kecil, sedangkan pada wanita yang berat badannya lebih berat maka volume tidalnya besar.
2.    Jelaskan hubungan antara jenis kelamin, berat badan, dan kapasitas vital ?
Jawab : hubungannya yaitu, adalah umumnya pada laki-laki kapasitas vital lebih besar dari pada wanita. Pada pria yang berat badannya lebih kecil maka kapasitas vitalnya besar. Sedangkan pada pria yang berat badannya besar maka kapasitas vitalnya kecil. Pada wanita yang berat badannya kecil maka kapasitas vitalnya kecil, sedangkan pada wanita yang berat badannya lebih berat maka kapasitas vitalnya besar.
3.    Bandingkan hasil percobaan dengan teori yang sebenarnya, baik volume tidal, kapasitas vital, dan volume total paru-paru. Jelaskan !
Jawab : menurut kelompok kami, dari hasil percobaan dengan teori sebenarnya sangat berbeda jauh karena pada teori sebenarnya tidak di jelaskan bahwa volume tidal, kapasitas vital dan volume total paru-paru pada pria dan wanita berbeda, antara pria dan wanita baik volume tidal, kapasitas vital dan volume total paru-paru. Sedangkan dari hasil percobaan kami antara wanita dan pria volume tidal, kapasitas vital, dan volume total paru-paru berbeda.
4.    Bagaimana kesimpulanmu ?
Jawab : kelompok kami menyimpulkan bahwa antara wanita dan pria, volume tidal, kapasitas vital, dan volume total paru-paru berbeda dan berlawanan dengan sebenarnya.













   






















Bab 4
Penutup

A.    Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang kami lakukan, dapat di tarik kesimpulan bahwa, volume tidal, dan kapasitas vital dari pria dan wanita sangat berbeda, selain itu besar dan kecilnya volume tidal dan volume total paru-paru sangat di pengaruhi oleh berat badan seseorang.
B.    Saran
Tak ada gading yang tak retak begitu juga dengan laporan yang kami buat ini, masih jauh dari sempurna. Maka dari itu kami menerima kritik dan saran dari pembaca laporan ini, semoga bias menjadi lebih baik, dan laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.





















Daftar Pustaka

Maryati, Sri dkk. 2006. BIOLOGI untuk SMA Kelas XI. Jakarta. Erlangga.

Soal Kimia Rantai Karbon


1. Senyawa 2-metil 1-pentanol berisomer dengan...
a.    metil propil eter
b.    dipropil eter
c.    isopentanol
d.    etil propil eter
e.    3-pentanol

Jawaban: b
Alasan: Jumlah atom C pada soal adalah 6. Pada jawaban, yang jumlah atom C-nya 6 adalah dipropil eter. Jumlah atom C untuk opsi: (a) 4, (b) 6, (c) 5, (d) 5, (e) 5
2.  Senyawa berikut yang bukan isomer dari C4H10O adalah...

a.    dietil eter
b.    tersier butil alkohol
c.    dietil keton
d.    2-metil 2-prapanol
e.    metil propll eter

Jawaban: c
Alasaan: C4H10O merupakan gugus fungsi alkohol/ eter dan gugus alkanon (keton) bukan isomer dari alkohol ataupun eter.

3.  Senyawa berikut yang merupakan pasangan isomer...
a.    n-heksana dengan sikloheksana
b.    pentana dengan 2-metil butana
c.    butana dengan butuna
d.    propana dengan propena
e.    2,3-dimetil pentena dengan 2-pentena

Jawaban: b
Alasan: Jumlah atom C dan H sama. Siklo alkana berisomer dengan alkena, alkana tidak berisomer dengan alkena.

4.  2,2-dietil heksanal berisomer dengan...
a.    nonanal
b.    heptanal
c.    dekanal
d.    oktanal
e.    3,3-dimetil heksanal

Jawaban: c
Alasan: 2,2-dietil heksanal mempunyai jumlah atom C sebanyak 10, jelas bahwa isomernya adalah dekanal.

5.  CH3-C(CH3)2-CHO berisomer dengan...
a.    CH3-CH2-CH2-CHO
b.    CH3-C(CH3)2-CH2-OH
c.    CH3-CH2-CH2-CH2-CHO
d.    CH3-CO-C2H5
e.    CH3-CH2-CH2-CH2-COOH

Jawaban: c
Alasan: CH3-C(CH3)2-CHO adalah gugus alkanal. Isomer dari alkanal adalah keton, namun pada opsi (d) jumlah atom C-nya tidak sama. Jadi jawabannya adalah opsi c.

6.  Diketahui rumus struktur sebagai berikut:

(1) CH3CH 2CH2CH2OH

(2) CH3CH2CH(OH)CH3

(3) CH3CH(CH3)CH2OH

(4) C(CH3)3OH

Yang merupakan isomer posisi dan juga isomer rangka adalah...
a.    1 dan 2
b.    1 dan 3
c.    2 dan 3
d.    3 dan 4
e.    4

Jawaban: d
Alasan: Isomer posisi adalah isomer yang berbeda letak gugus fungsinya. Isomer rangka adalah isomer yang berbeda panjang rantainya (biasanya rantai lurus dengan rantai cabang). Yang memenuhi dari pengertian di atas adalah opsi d.

7.  Pasangan yang berisomer geometris adalah...

a.    CH2BrCH2Br dan CH3CH2Br
b.    CHBrCHBr dan CH2CHBr
c.    CHBrCHBr dan BrCHCHBr
d.    C2H5COH dan C2H5CHO
e.    C2H5COOCH3 dan CH3COOC2H5

Jawaban: c
Alasan: CHBrCHBr merupakan isomer isomer chis dan BrCHCHBr isomer trans

8.  Nama senyawa CH2Br-CHI-CHCl2 adalah...

a.    1-bromo 3-kloro 2-iodo propana
b.    3-bromo 1-kloro 2-iodo propana
c.    1-bromo 3,3-dikloro 2-iodo propana
d.    3-bromo 1,1-dikloro 2-iodo propana
e.    1,2,3-tribromo kloro iodo propana

Jawaban: d
Alasan: Penomoran rantai diprioritaskan pada halogen yang paling reaktif (dalam hal ini Cl) sehingga Cl berada pada rantai nomor 1.

9.  Dikloro metana dapat dibuat dari metana dan klorin melalui reaksi...

a.    Substitusi
b.    netralisasi
c.    adisi
d.    redoks
e.    eliminasi

Jawaban: a
Alasan: untuk mendapatkan CH2Cl2 diperlukan reaksi substitusi sebanyak 2 kali dari CH4 yang dialiri gas Cl2 dengan katalis sinar UV. Hasil dari reaksi ini adalah CH3Cl dan HCl. CH3Cl ini direaksikan kembali dengan gas Cl2 sehingga didapatkan CH2Cl2.

10.  Reaksi: CH3-CH=CH2 + HCl menghasilkan...

a.    2-kloro propana
b.    3-kloro propana
c.    1,3-dikloro propana
d.    1-kloro propana
e.    1,2-dikloro propana

Jawaban: a
Alasan: Ikatan rangkap pada 1-propena akan pecah dan atom H pada HCl akan terikat pada atom C dengan ikatan rangkap yang pecah yang mengikat atom H terbanyak dan Cl terikat pada atom C dengan ikatan rangkap yang lain.

11.  Haloalkana yang pernah digunakan sebagai pemadam kebakaran adalah...

a.    DDT
b.    C2H5Br
c.    bromo etana
d.    C2H5Cl
e.    CCl4

Jawaban: e

12.  Senyawa haloalkana yang digunakan sebagai zat anti septik pada luka adalah...

a.    freon
b.    PVC
c.    kloroform
d.    iodoform
e.    DDT

Jawaban: d

13.  Nama senyawa berikut adalah...



a.    4-metil 2-kloro pentana
b.    2-metil 4-kloro pentana
c.    2,4-dikloro pentana
d.    1,4-dikloro 2-metil pentana
e.    1,3-dikloro pentana

Jawaban: d
Alasan: Gugus halogen diprioritaskan, karena pada rantai CH2Cl terdapat cabang alkil (dalam hal ini metil) maka pada rantai tersebut diberi nomor 1.

14.  Zat-zat berikut banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Zat yang mengandung unsur halogen adalah...

a.    freon
b.    sakarin
c.    vetsin
d.    tetoron
e.    urea

Jawaban: a
Alasan: Freon merupakan salah satu cabang dari CFC (Cloro Fluoro Carbon).

15.  Terdapat beberapa jenis alkohol sebagai berikut:
(1) 2-propanol

(2) 2-metil 2-propanol

(3) 3-pentanol

(4) 2,2-dimetil propanol

Senyawa yang jika dioksidasi menghasilkan keton adalah...

a.    1 dan 3
b.    1 dan 2
c.    1 dan 4
d.    2 dan 3
e.    2 dan 4

Jawaban: a
Alasan: Alkohol yang menghasilkan keton (alkanon) jika dioksidasi adalah alkohol sekunder.

16.  Suatu senyawa C5H12O dapat bereaksi dengan Na dan jika dioksidasi akan menghasilkan zat yang dapat memerahkan lakmus. Senyawa tersebut adalah...

a.    1-pentanol
b.    3-pentanol
c.    3-metil 2-butanol
d.    2-pentanol
e.    2-metil 2-butanol

Jawaban: a
Alasan: Senyawa di atas adalah alkohol/ eter. Karena dapat bereaksi dengan logam Na, maka senyawa tersebut adalah alkohol. Jika dioksidasi dapat memerahkan lakmus, berarti bersifat asam jika dioksidasi. Maka hasil oksidasinya adalah asam karboksilat (oksidasinya sempurna). Asam karboksilat hanya dihasilkan dari oksidasi sempurna alkohol primer.

17.  Pada reaksi antara C2H5OH dengan logam Na proses yang terjadi adalah...

a.    substitusi OH oleh Na
b.    substitusi H yang terikat pada O oleh Na
c.    substitusi H yang terikat pada C oleh Na
d.    substitusi semua oleh Na
e.    terputusnya ikatan antara kedua atom C

Jawaban: b
Alasan: Reaksi substitusi hanya menyebabkan pertukaran 1 atom saja. Pada reaksi di atas, H yang terikat pada O digantikan oleh Na.

18.  Jika 2-butanol dioksidasi, zat yang terbentuk adalah...

a.    propanon
b.    butanal
c.    aseton
d.    asam butanoat
e.    butanon

Jawaban: e
Alasan: 2-butanol adalah alkohol sekunder, maka jika dioksidasi akan menghasilkan keton dengan jumlah atom C yang sama dan letak gugus fungsi yang sama pula.

19.  Alkohol sekunder jika dioksidasi dengan kalium dikromat dalam suasana asam sulfat encer, menghasilkan...

a.    keton
b.    alkena
c.    aldehid
d.    karbohidrat
e.    eter

Jawaban: a

20.  Senyawa yang termasuk alkohol polihidroksi adalah...

a.    etanol
b.    gliserol
c.    butanol
d.    lemak
e.    protein

Jawaban: b
Alasan: Alkohol polihidroksi adalah alkohol yang mempunyai gugus -OH lebih dari satu. Pada gliserol terdapat gugus -OH sebanyak 3. Untuk glikol terdapat -OH sebanyak 2.

21.  Suatu senyawa organik X memiliki Mr=60 dan mengandung 60% berat atom C, 13,3% H dan 26,7% O. Jika X dioksidasi menghasilkan asam karboksilat. Zat X tersebut adalah...

a.    asam asetat
b.    1-propanol
c.    propanal
d.    2-propanol
e.    propanon

Jawaban:a

22.  Diantara senyawa berikut yang tergolong eter adalah...

a.    CH3CH(C2H5)COCH3
b.    (CH3)2CHCH(OH)C2H5
c.    CH3CH2CHO
d.    CH3OCOCH3
e.    CH2CHOCH3C2H5

Jawaban: e
Alasan: Gugus fungsi eter adalah -O-. (a) adalah gugus alkanon/ keton, (b) adalah alkohol, (c) adalah aldehid, (d) ester, (e) eter.

23.  Bila dibandingkan sifat-sifat eter dengan alkohol yang sesuai adalah

a.    eter lebih mudah larut dalam air
b.    eter lebih mudah menguap
c.    eter lebih reaktif
d.    eter tidak bereaksi dengan PCl5
e.    eter tidak terbakar

Jawaban: b
Alasan: Titik didih eter lebih rendah daripada alkohol

24.  Senyawa berikut yang dapat digunakan sebagai obat bius adalah...

a.    metanol
b.    gliserol
c.    etanol
d.    dietil eter
e.    glikol

Jawaban: d

25.  senyawa A (C4H10O) tidak bereaksi dengan logam Na. Senyawa A dengan larutan HI berlebih menghasilkan senyawa B, C dan H2O. Hidrolisis senyawa C menghasilkan 2-propanol. Senyawa A tersebut adalah...

a.    metil isopropil eter
b.    tersier butil alkohol
c.    metil n-propil eter
d.    isobutil alkohol
e.    sekunder butli alkohol

Jawaban: a
Alasan: Senyawa A tidak bereaksi dengan Na, menunjukkan bahwa senyawa A adalah senyawa eter. Eter jika bereaksi dengan HI berlebih, akan menghasilkan R-I, R'-I, dan H2O. Hasil hidrolisisnya adalah 2-propanol (alkohol sekunder), jadi yang dihidrolisis adalah R-I. Karena hasilnya adalah alkohol sekunder, maka R=isopropil. Sisa atom C sebanyak 1. Jadi nama senyawa eter tersebut adalah metil isopropil eter.




26.  Senyawa 2-metil 1-pentanol berisomer dengan...

a.    metil propil eter
b.    dipropil eter
c.    isopentanol
d.    etil propil eter
e.    3-pentanol

Jawaban: b
Alasan: Jumlah atom C pada soal adalah 6. Pada jawaban, yang jumlah atom C-nya 6 adalah dipropil eter. Jumlah atom C untuk opsi: (a) 4, (b) 6, (c) 5, (d) 5, (e) 5

27.  Senyawa berikut yang bukan isomer dari C4H10O adalah...

a.    dietil eter
b.    tersier butil alkohol
c.    dietil keton
d.    2-metil 2-propanol
e.    metil propil eter

Jawaban: c
Alasaan: C4H10O merupakan gugus fungsi alkohol/ eter dan gugus alkanon (keton) bukan isomer dari alkohol ataupun eter.

28.  Senyawa berikut yang merupakan pasangan isomer...

a.    n-heksana dengan sikloheksana
b.    pentana dengan 2-metil butana
c.    butana dengan butuna
d.    propana dengan propena
e.    2,3-dimetil pentena dengan 2-pentena

Jawaban: b
Alasan: Jumlah atom C dan H sama. Siklo alkana berisomer dengan alkena, alkana tidak berisomer dengan alkena.

29.  2,2-dietil heksanal berisomer dengan...

a.    nonanal
b.    heptanal
c.    dekanal
d.    oktanal
e.    3,3-dimetil heksanal

Jawaban: c
Alasan: 2,2-dietil heksanal mempunyai jumlah atom C sebanyak 10, jelas bahwa isomernya adalah dekanal.

30. CH3-C(CH3)2-CHO berisomer dengan...

a.    CH3-CH2-CH2-CHO
b.    CH3-C(CH3)2-CH2-OH
c.    CH3-CH2-CH2-CH2-CHO
d.    CH3-CO-C2H5
e.    CH3-CH2-CH2-CH2-COOH

Jawaban: c
Alasan: CH3-C(CH3)2-CHO adalah gugus alkanal. Isomer dari alkanal adalah keton, namun pada opsi (d) jumlah atom C-nya tidak sama. Jadi jawabannya adalah opsi c.

31.  Diketahui rumus struktur sebagai berikut:

(1) CH3CH 2CH2CH2OH

(2) CH3CH2CH(OH)CH3

(3) CH3CH(CH3)CH2OH

(4) C(CH3)3OH

Yang merupakan isomer posisi dan juga isomer rangka adalah...

a.    1 dan 2
b.    1 dan 3
c.    2 dan 3
d.    3 dan 4
e.    4

Jawaban: d
Alasan: Isomer posisi adalah isomer yang berbeda letak gugus fungsinya. Isomer rangka adalah isomer yang berbeda panjang rantainya (biasanya rantai lurus dengan rantai cabang). Yang memenuhi dari pengertian di atas adalah opsi d.

32.  Pasangan yang berisomer geometris adalah...

a.    CH2BrCH2Br dan CH3CH2Br
b.    CHBrCHBr dan CH2CHBr
c.    CHBrCHBr dan BrCHCHBr
d.    C2H5COH dan C2H5CHO
e.    C2H5COOCH3 dan CH3COOC2H5

Jawaban: c
Alasan: CHBrCHBr merupakan isomer isomer chis dan BrCHCHBr isomer trans

33.  Nama senyawa CH2Br-CHI-CHCl2 adalah...

a.    1-bromo 3-kloro 2-iodo propana
b.    3-bromo 1-kloro 2-iodo propana
c.    1-bromo 3,3-dikloro 2-iodo propana
d.    3-bromo 1,1-dikloro 2-iodo propana
e.    1,2,3-tribromo kloro iodo propana

Jawaban: d
Alasan: Penomoran rantai diprioritaskan pada halogen yang paling reaktif (dalam hal ini Cl) sehingga Cl berada pada rantai nomor 1.

34.  Dikloro metana dapat dibuat dari metana dan klorin melalui reaksi...

a.    Substitusi
b.    netralisasi
c.    adisi
d.    redoks
e.    eliminasi

Jawaban: a
Alasan: untuk mendapatkan CH2Cl2 diperlukan reaksi substitusi sebanyak 2 kali dari CH4 yang dialiri gas Cl2 dengan katalis sinar UV. Hasil dari reaksi ini adalah CH3Cl dan HCl. CH3Cl ini direaksikan kembali dengan gas Cl2 sehingga didapatkan CH2Cl2.

35.  Reaksi: CH3-CH=CH2 + HCl menghasilkan...

a.    2-kloro propana
b.    3-kloro propana
c.    1,3-dikloro propana
d.    1-kloro propana
e.    1,2-dikloro propana

Jawaban: a
Alasan: Ikatan rangkap pada 1-propena akan pecah dan atom H pada HCl akan terikat pada atom C dengan ikatan rangkap yang pecah yang mengikat atom H terbanyak dan Cl terikat pada atom C dengan ikatan rangkap yang lain.

36.  Haloalkana yang pernah digunakan sebagai pemadam kebakaran adalah...

a.    DDT
b.    C2H5Br
c.    bromo etana
d.    C2H5Cl
e.    CCl4

Jawaban: e

37.  Senyawa haloalkana yang digunakan sebagai zat anti septik pada luka adalah...

a.    freon
b.    PVC
c.    kloroform
d.    iodoform
e.    DDT

Jawaban: d

38.  Nama senyawa berikut adalah...



a.    4-metil 2-kloro pentana
b.    2-metil 4-kloro pentana
c.    2,4-dikloro pentana
d.    1,4-dikloro 2-metil pentana
e.    1,3-dikloro pentana

Jawaban: d
Alasan: Gugus halogen diprioritaskan, karena pada rantai CH2Cl terdapat cabang alkil (dalam hal ini metil) maka pada rantai tersebut diberi nomor 1.

39.  Zat-zat berikut banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Zat yang mengandung unsur halogen adalah...

a.    freon
b.    sakarin
c.    vetsin
d.    tetoron
e.    urea

Jawaban: a
Alasan: Freon merupakan salah satu cabang dari CFC (Cloro Fluoro Carbon).

40.  Terdapat beberapa jenis alkohol sebagai berikut:
(1) 2-propanol

(2) 2-metil 2-propanol

(3) 3-pentanol

(4) 2,2-dimetil propanol

Senyawa yang jika dioksidasi menghasilkan keton adalah...

a.    1 dan 3
b.    1 dan 2
c.    1 dan 4
d.    2 dan 3
e.    2 dan 4

Jawaban: a
Alasan: Alkohol yang menghasilkan keton (alkanon) jika dioksidasi adalah alkohol sekunder.

Makalah Perjuangan Bangsa Indonesia pada Masa Jepang

BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
Menurut Anthony J. S. Reid, operasi Jepang untuk menaklukkan Indonesia hanya memakan waktu dua bulan, Jawa jatuh pada tanggal 8 Maret 1942. Pemerintah Belanda, dengan segala kebanggaan akan sifat-sifatnya yang kuat, praktis dan efisien, lenyap dalam sekejap. Bagi pihak militer Jepang yang memerintah Indonesia, memenangkan perang merupakan prioritas di atas segala pertimbangan yang semata-mata kolonial. Penjajahan Jepang di Indonesia, lebih bersifat strategis militer karena Indonesia merupakan front terdepan dalam menghadapi kekuatan Sekutu yang berpusat di Australia, oleh karena itu pemerintahan Jepang di Indonesia merupakan pemerintahan pendudukan. Jepang menduduki Indonesia dalam rangka Perang Dunia II. Dengan demikian, penjajahan Jepang sangat berbeda dengan penjajahan Belanda.
Situasi sebelum pendaratan Jepang di ibukota Batavia (Jakarta) pada tanggal 5 Maret 1942 diumumkan sebagai “kota terbuka” yang berarti bahwa kota itu tidak akan dipertahankan oleh pihak Belanda. Ketika tentara Jepang menyerbu Jawa Barat
(1-8 Maret 1942), Purwakarta termasuk salah satu daerah pertama yang di duduki oleh sebagian pasukan Jepang. Kantor Asisten Residen di Purwakarta dijadikan Honbu Kenpetai (Markas Polisi) Jepang, namun demikian kemenangan Jepang dalam Perang Dunia II tidak berlangsung lama. Pada tanggal 7 September 1944 di dalam sidang istimewa ke-85 Teikoku Ginkai (Parlemen Jepang) di Tokyo mengumumkan tentang pendirian pemerintah Kemaharajaan Jepang, bahwa daerah Hindia Timur (Indonesia) diperkenankan merdeka “kelak di kemudian hari”. Pernyataan tersebut di keluarkan karena semakin terjepitnya angkatan perang Jepang. Situasi Jepang semakin buruk di dalam bulan Agustus 1944.  Akhirnya, Perang Dunia II berakhir dengan menyerahnya Jerman kepada Sekutu di Eropa, serta menyerahnya Jepang kepada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945 sebagai akibat dari dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika. Dalam situasi yang demikian pada tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia menyatakan proklamasi kemerdekaan.

2.    Tujuan
Tujuan kami mengambil tema makalah “Perjuangan Bangsa Indonesia pada Masa Penjajahan Jepang”. Adalah untuk mengingatkan kepada generasi masa depan bahwa betapa sengsaranya hidup pada masa penjajahan jepang, kemudian menceritakan perjuangan para pahlawan dan para tokoh dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia, dengan semangad yang gigih dan pantang menyerah.






3.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia?
2.      Bagaimana Proses Perjuangan Bangsa Indonesia?
3.      Bagaimana Jepang menjajah Indonesia?
4.   Bagaimana pengaruh Bangsa Jepang terhadap pemuda dan tenaga kerja?






















BAB II
PEMBAHASAN

1.    Sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila sebagai dasar Negara RI sebelum di sahkan pada tanggal 18 agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan Negara, yang berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religius. Nilai-nilai tersebut telah ada dan melekat serta teramalkan dalam kehidupan sehari- hari sebagai pandangan hidup, sehingga materi pancasila yang berupa nilai- nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa Indonesia sebagai kausa materialis pancasil. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan drirumuskan secara formal oleh para pendiri negar untuk dijadikan sebagai dasar filsafat Negara Indonesia. Proses perumusan pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama,”9” sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya di sahkan secara YURIDIS sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia.
Sejarah perjuangan dan berdirinya bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaannya berjalan sejak sekian abad yang lalu,dengan pelbagai cara dan bertahap. dengan itu sejarah perjuangan bangsa Indonesia mempunyai hubungannya dengan sejarah lahirnya pancasila. Karena sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak berabad-abad yang lalu itu panjang sekali, maka perlulah ditetapkan tonggak-tonggak sejarah tersebut, yakni peristiwa- peristiwa yang menonjol, terutama dalam hubungannya dengan pancasila.

2.    Proses Perjuangan Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia telah mendirikan kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan, dan kemudian sekitar seabad seterusnya didirikan pula kerajaan- Majapahit di Jawa Timur. baik Sriwijaya, maupun Majapahit pada zamannya itu telah merupakan negara-negara yang berdaulat,bersatu serta mempunyai wilayah yang meliputi seluruh nusantara ini. MASA KERAJAAN SRIWIJAYA.
Dalam sejarah Indonesia terdapat dua kerajaan kuno yang besar dan megah yaitu Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Para ahli masih berbeda pendapat letak yang pasti kerajaan Sriwijaya. Tetapi peristiwa Sidhayarta yang dilakukan oleh Dapuntah yang menguatkan kesimpulan bahwa pusat kerajaan Sriwijaya terletak di Jambi. Pendapat ini diperkuat pula dengan ditemukannya prasasti Muara Takus. Namun dari keterangan prasasti Kota Kapu di Talang To, yang menyebut-nyebut kata “Sriwijaya”, dapat ditarik kesimpulan lain, yaitu pusat ibu kota sriwijaya adalah di Palembang. Prasasti lain yang menunjukkan adanya kekuasaan Sriwijaya adalah Bukit Siguntang dan Karang Brahi. Dalam pertumbuhannya, Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar.
Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor:
1.      Letak Sriwijaya yang strategis iaitu berda dijalur lalu lintas hubungan dagang India dengan Cina serta pelabuhannya yang tenang karena terlindung oleh Pulau Bangka dari terjangan ombak besar .
2.      Runtuhnya kerajan Fuhan sebagai kerajaan maritime menguntungkan kerajaan Sriwijaya karena ia bisa berkembang dalam perdangan di Asia Tenggara.
3.      Majunya pelayaran dan perdagangan India dan Cina memberi Sriwijaya kesempatan untuk berkembang dalam perdangan di Asia Tenggara.
4.      Memiliki armada laut yang kuat untuk mengamankan lalulintas pelayaran,  perdagangan serta daerah kekuasaaan
Disisi lain perkembangan agama Budha, Sriwijaya berperan penting sebagai pusat perkembangan agama ini di Asia Tenggara dan sebagai pusat perkembangan bahasa Sansekerta, sehingga para biksu dari negeri Cina harus belajar Sansekerta di Sriwijaya terlebih dahulu sebelum belajar agama Budha di India. Diantara Dharmapala,ada seorang murid bernama Sakiyakirti yang kemudian menjadi guru besar di Sriwijaya.Berdasarkan prasasti Nalanda, Balaputra Dewa adalah keturunan Raja Jawa yang mengadakan hubungan baik dengan kerajaan Benggala yang diperintah oleh Dewapala Dewa yang pernah menghadiahkan sebidang tanah untuk mendirikan asrama bagi pelajar dari Sriwijaya. Prasasti itu juga menjelaskan bahwa Balaputra Dewa keturunan dari Raja Samaratungga dan Putri Tara dari Sriwijaya kemudian menjadi raja besar. Namun hubungan Sriwijaya dengan India retak (1023-1024m) karena adanya pertikaian mengenai penguasaan jalur lalulintas perdangan di Selat Malaka. Setelah BalaPutra Dewa meninggal, Sriwijaya mengalami kemunduran.
Faktor faktor penyebabnya adalah:
1.      Pengganti Balaputra Dewa tidak sekuat Balaputra Dewa dalam hal pemerintahan dan kurang bijaksana dalam menghadapi para pembantunya.
2.       Adanya serangan Pamalayu dari Singosari dibawah pemerintahan KartaNegara.
3.      Daerah-daerah yang berada dibawah pengaruh Sriwijaya berusaha melepaskan diri seperti Thai, Ligor serta daerah lain di semenanjung Malaka.
4.      Adanya serangan Majapahit dalam usaha persatuan Nusantara dibawah  panji Majapahit.
Masa kerjaan majapahit Sriwijaya dan Majapahit merupakan dua kerajaan yang memiliki karisma tersendiri menduduki tempat yang cukup mengesankan serta disegani oleh banyak Negara asing. Dalam pertumbuhannya, Majapahit banyak menerima unsur politik, kebudayaan, social, ekonomi dari Singosari sebagai kerajaan yang mendahuluinya. Pendirinya adalah Raden Wijaya yang berhasil menduduki tahta berkat bantuan dari Atya Wiraraja, bupati Madura yang menghadiahkan daerah Tarik kepada Raden Wijaya sebagai daerah kekuasaan. Pada 1293 Raden Wijaya naik tahta dan bergelar Sri Kertajarasa Jaya Wardhana. Yang memrintah dari tahun 1293 sampai wafatnya pada tahun 1309 dan dimakamkan sebagai JenaBudha Wisnu dan Siwadi Chandi camping dan candi Budha di Antaphura, kota Majapahit. Sepeninggalannya kertajasa, putranya Kalagemit yang bergelar Srijaya Negara mengisi tahta kerajaan. Namun pemerintahannya lemah dan selalu dironrong oleh pemberontakan, misalnya pemberontakan Ranggalawe, LembuSora, Juru Demong, Gajah Biru, Nambi, Lasem, dan Semi. Aying paling berbahaya adalah pemberontakan Kuti dengan peristiwa Badandernya yang hampir meruntuhkan Majapahit sehingga JayaNegara mengungsi dengan diikuti oleh pasukan Bhayangkara yang dipimpin oleh GajahMada
Selanjutnya JayaNegara meninggal tahun 1250 Saka (1328m), karena dibunuh oleh Tanca, seorang tabib kerajaan yang kemudian dibunuh oleh Gajah Mada. Karena Jaya Negara tidak mempunyai keturunan, maka tahta kerajaan digantikan oleh adik perempuannya, Tribuana Tunggadewi. Sementara itu Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih. Pada tahun 1350m Tribuana meninggal dan Hayam Wuruk memimpin pemerintahan sehingga dia berjaya mencapai kemuncak kejayaan. Menurut Kakawin Nagara Kertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanka, daerah yang dikuasai Hayam Wuruk pada masa pemerintahannya sangat luas, yaitu hampir meliputi seluruh wilayah Indonesia sekarang.
Majapahit melakukan Mitreka Setata (persahabatan yang kekal sederajat) dengan Negara-negara di Asia tenggara, sementara itu Gajah Mada melakukan peluasan kekuasaaan ke luar Jawa. Untuk mencapai cita-citanya, ia menyatakan Sumpah Palapa dan dengan dibantu oleh Mpu Nala dan Adityawarman, ia menaklukkan satu persatu daerah di luar Jawa, pada masa ini kemakmuran rakyat Majapahit Nampak terangkat dan kegiatan ekonomi mahupun budaya sangat diperhatikan.
Peristiwa Bubat yang terjadi pada tahun 1279 Saka (1357m) ditandai Hayam Wuruk bermaksud menjadikan Putri Sunda sebgai permaisurinya. Saat Putri Sunda dan ayahnya Sri Baduga Maharadja beserta para pembesar Sunda berada di Bubat, Gajah Mada melakukan tipu muslihat. Dia tidak mahu pernikahan berlaku begitu saja, dia menghendaki Putri Sunda dipersembahkan kepada Majapahit. Al hasil, terjadi perselisihan paham dan akhirnya terjadi perang Bubat. Banyak korban di kdua belah pihak gugur sedangkan putrinya bunuh diri.Setelah Gajah Mada meninggal pada tahun 1364m, Raja Hayam Wuruk megundang Dewan Sapta Prabu untuk merundingkan masalah pengganti Gajah Mada. Keputusannya adalah Mahapatih Hamengkubumi Gajah Mada tidak bisa diganti, dan untuk mengisi kekosongan pemerintahan Mpu Tandi diangkat sebagai Widharmantri, Mpu Nala diangkat sebagai Patih Amenca Negara, dan Patih Dhani diangkat menjadi Yuwamantri. Menurut cerita Pararaton, setelah tiga tahun tanpa Patih Hamengkubumi, Gajah Engon diangkat untuk mengisi posisi tersebut.Setelah raja Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389m, terjadilah perebutan kekuasaan antara Wikramawardhana (menantu Hayam Wuruk) dengan Bri WiraBhumi (Putri Hayam Wuruk dari salah seorang selirnya) yang di sebut perang Paregreg.
Wikrawhardhana meninggal tahun 1429m, dan berturut turut digantikan oleh Kertawijaya, Raja Wardhana, Purwawisesa , Brawvijaya V yang tidak pernah luput dari perebutan kekuasaan. Majapahit runtuh karena perang saudara dan proses kehancuran ini juga dipercepat oleh perkembangan agama Islam di Demak.

3.    Masa Penjajahan Jepang
Pada awalnya, kedatangan pasukan Jepang di sambut hangat oleh bangsa Indonesia. Namun kenyataanya, pasukan Jepang tidak jauh beda dengan bangsa kolonial lainnya. Malah perlakuan bangsa jepang lebih biadab dan menyengsarakan bangsa Indonesia. Sumber - sumber ekonomi bangsa dikontrol penuh seluruhnya oleh Jepang. Maka penderitaan dan kesengsaraan menyelimuti bangsa Indonesia.
Setelah berhasil mengusai wilayah Indonesia, Jepang melihat adanya kemungkinan kesulitan dalam pemenuhan bahan pangan, oleh karena itu , Jepang melakukan perluasan area persawahan, penyuluhan pertanian, pengawasan terhadap penggunaan dan peredaran barang sisa barang, pengawasan terhadap hasil perkebunan, dan peraturan pembatasan alat produksi.

Sejarah pembuatan Pancasila ini berawal dari pemberian janji kemerdekaan di kemudian hari kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang saat itu, Kuniaki Koiso pada tanggal 7 September 1944. pemerintah Jepang membentuk BPUPKI. BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 29 April 1945 (2605, tahun Showa 20) yang bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan Indonesia Merdeka. BPUPKI semula beranggotakan 70 orang (62 orang Indonesia dan 8 orang anggota istimewa bangsa Jepang yang tidak berhak berbicara, hanya mengamati/ ''observer''),kemudian ditambah dengan 6 orng Indonesia pada sidang kedua. Sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 - 1 Juni 1945 untuk merumuskan falsafah dasar negara bagi negara Indonesia. Selama empat hari bersidang ada tiga puluh tiga pembicara. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa Soekarno adalah "Penggali/Perumus Pancasila". Tokoh lain yang yang menyumbangkan pikirannya tentang Dasar Negara antara lain adalah Mohamad Hatta, Muhammad Yamin dan Soepomo."Klaim" Muhammad Yamin bahwa pada tanggal 29 Mei 1945 dia mengemukakan 5 asas bagi negara Indonesia Merdeka, yaitu ''kebangsaan, kemanusiaan, ketuhanan, kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.'' oleh "Panitia Lima" (Bung Hatta cs) diragukan kebenarannya. Arsip A.G  Pringgodigdo dan arsip A.K.Pringgodigdo yang telah ditemukan kembali menunjukkan bahwa Klaim Yamin tidak dapat diterima. Pada hari keempat, Soekarno mengusulkan 5 asas yaitu ''kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau peri-kemanusiaan, persatuan dan kesatuan, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang Maha Esa'', yang oleh Soekarno dinamakan ''Pancasila'', Pidato Soekarno diterima dengan gegap gempita oleh peserta sidang. Oleh karena itu, tanggal 1 Juni 1945 diketahui sebagai hari lahirnya pancasila. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
Pada tanggal 28 Mei 1945 itu Badan Penyelidik mengadakan sidangnya yang pertama. Peristiwa ini kita jadikan tonggak sejarah karena pada saat itulah Mr M. Yamin mendapat kesempatan yang pertama untuk mengemukakan pidatonya di hadapan sidang Badan Penyelidik, lima asas dasar ntuk Negara Indonesia Merdeka yang diidamkan itu, yakni :
1)      Peri Kebangsaan
2)      Peri Kemanusiaan
3)      Peri Ketuhanan
4)      Peri Kerakyatan
5)      Kesejahteraan Rakyat
Setelah berpidato, diatas asas yang lima tadi, beliau menyampaikan usul tertulis mengenai Rancangan UUD Republik Indonesia didalam rancangan UUD itu tercantum perumusan lima asas dasar Negara yang berbunyi:
1)      Ketuhanan Yang Maha Esa
2)      Kebangsaan Persatuan Indonesia
3)      Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4)      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan.
5)      Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Ir. Soekarno mengucapkan pada pidatonya dihadapan siding hari ketiga Badan Penyelidik diusulkan juga lima hal untuk menjadi dasar dasar Negara  Merdeka:
1)      Kebangsaan Indonesia
2)      Internasionalisme atau perikemanusiaan
3)      Mufakat-atau Demokrat
4)      kesejahtraan social
5)      Ketuhanan dan kebudayaan
Piagam Jakarta (22 Juni 1945)
Sembilan tokoh nasional ialah Ir. Soekarno, Drs Moh. Hatta, Mr. A.a.a Maramis dan lain-lain mengadakan perbahasan dan pertemuan untuk membahas pidato serta usul usul mengenai dasar Negara yang telah dikemukakan dalam sidang- sidang Badan Penyelidik. Setelah mengadakan perbahasan maka disusunklah sebuah piagam yang kemudian terkenal dengan nama Piagam Jakarta.Kemudian pada 14 Juli 1945 Piagam Jakarta dapat penerimaan oleh Badan Penyelidik yang berlangsung pada sidangnya yang kedua pada tanggal 14 -15 Juli 1945. Pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah upacara proklamasi kemerdekaan, datang berberapa utusan dari wilayahIndonesia Bagian Timur. Berberapa utusan tersebut adalah sebagai berikut:# Sam Ratulangi, wakil dari Sulawesi# Hamidhan, wakil dari Kalimantan # I Ketut Pudja, wakil dari Nusa Tenggara# Latuharhary, wakil dari Maluku.Mereka semua berkeberatan dan mengemukakan pendapat tentang bagian kalimat dalam rancangan Pembukaan UUD yang juga merupakan sila pertama Pancasila sebelumnya, yang berbunyi, "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Pada Sidang PPKI I, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta lalu mengusulkan mengubah tujuh kata tersebut menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Pengubahan kalimat ini telah dikonsultasikan sebelumnya oleh Hatta dengan 4 orang tokoh Islam, yaitu Kasman Singodimejo, Ki Bagus Hadikusumo, dan Teuku M. Hasan. Mereka menyetujui perubahan kalimat tersebut demi persatuan dan kesatuan bangsa. Dan akhirnya bersamaan dengan penetapan rancangan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 pada Sidang PPKI I tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia.

4.    Pengaruh Bangsa Jepang terhadap Pemuda dan tenaga kerja
A.Pergeraka Pemuda
Pergerakan tenaga kerja oleh pemerintah Jepang kebnyakan anggotanya adalah pemuda dan rakyak demi memenuhi kebutuhan bangsa Jepang. Mereka dimasukan dalam organisasi semi-militer bagi yang masih mampu dan sebagin di pekerjakan sebgai romusha. Semenjak itulah menggolongkan para pemuda karma lingkungan dan sosial yang berbeda, yang mampu mendapat pendidikan khusus yang layak dan yang tidak mampu menjadi pekerja yang tak kenal henti.
Karena para pemuda memiliki semangat yang lebih dan giat, oleh karena itu pemerintah Jepang menanamkan idealismenya untuk mempropoganda dari pihak barat, bahwa Jepang adalah sama-sama orang asia dan sebagai orang asia mereka senasib dengan orang-orang asia lainnya, karena propaganda itulah para pemuda merasa tidak ada perbedaan atara Indonesia dan Jepang.
Sampai-sampai Jepang membuat selogan “Jepang-Indonesia Sama-sama atau Jepang Saudara Tua” karena selogan itu para pemuda memandang Jepang sebagai pembawa perubahan pada awalnya, karena pada masa pndudukan Kolonial (Belanda) sebelunya terlalu diskriminasi, sementara itu Pemerintah Jepang mulai menanamkan kepada pemuda sebuah ideologi, agar para pemuda memiliki sifat Seishin (Semangat), dan Bushido (Jiwa Satria), yang mencerimkan kesetiaan danbati kepada tuannya (Jepang).
Penekanan seperti ini ternyata membawa keuntungan pula bagi para pemuda, niat Jepang utuk membuat para pemuda patuh dengan ideologi tersebut namun berbanding terbalik, para pemuda menanamkan semangat tersebut untuk melawan pasaukan Jepang.
Sarana yang digunakan oleh Jepang untuk menanamkan idealisme mereka melalui pendidikan Sekolah Rakyat (Sekolah Dasar saat ini), Sekolah Menengah, dan lain-lain, dengan bertambahnya ilmu lewat pendidikan tersebut para pemuda mulai menyadari akan wajah asli Bangsa Jepang saat itu, bahawa Saat pendudukan Jepang atas Indonesia tak jauh beda pada saat Kolonial (Belanda) menduduki Indonesia.



B.Organisasi-organisasi Semi Militer
Pada tanggal 24 April 1943, di umumkan secara resmi atas di dirikannya dua organisasi pemuda yakni Seinendan (Barisan Pemuda), dan Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), dua organisasi ini langsung di tangi oleh Gunseikan (Panglima Tentara). Anggotanya di rekrut dari berbagai tempat dari desa-desa sampai sekolah-sekolah dengan di bekali ke ahlian militer,dan pata bulan Oktober 1944 terbentuklah Josyi Seinendan (Seinendan Putri).
Demi keberhasilan organisasi tersebut Pemerintah Jepang membentuk pula Seinen Kunrensyo (Lembaga Latihan Pemuda), yaitu pencetakan kader-kader pemimpin untuk Seinendan, mereka dilatih sesuai dengan kemiliteran namun dalam perang mereka hanya lah pasukan garis belakang atau cadangan.
Keibodan merupakan pembatu polisi dalam mengamankan dalam kota yang di bina oleh Keimubu (Departemen Kepolisian), Keibodan dibentuk juga sebagai alat penanaman ideologi Jepang pada para pemuda dan juga untuk mendapat dukungan dari para Nasionalis. Demi tercapainya semua visi dan misi Jepang banyak mendirikan organisasi semi-militer di daeran-daerah dengan nama-nama yang berbeda seperti Bogodan (Sumatra), dan membentuk badan khusus Keibodan yang bernama Borneo Konan Hokokudan di Kalimantan hampir di seluruh Indonesia terbentuk badan tersebut, selain para pria ada juga badan khusus wanita yaitu Fujinkai
Memasuki Tahun 1944 armada Jepang mulai melemah dan satu persatu daerah jajahan Jepang berhasil direbut kembali, oleh sekutu. Oleh karena itu pada tanggal 1 November 1944 Jepang membentuk basisan-barisan atau pasukan semi-militer demi mendukung pasukan utama, seperti Suishintai (Barisan Pelopor), Jibakutai (Barisan Berani Mati) pada 8 Desember 1944, Kaikyo Seinen Teishintai (Hizbullah) barisan ini di benetuk oleh kaum muda islam pada 15 Desember 1944, dan Gakutotai (Barisan Pelajar).
Dan Barisan Pelopor adalah barisan pemuda pertama yang di gerakan oleh kaum Nasionalis Indonesia, Ketua yaitu Ir.Soekarno Dan wakilnya R.P.Soroso, Otto Iskandardinata, dan Dr. Buntaran Martoatmodjo. Barisan ini dikenal sebagai Onderbow dari Jawa Hokokai, yang telah membela walau dengan bamboo dan alat seadanya.


C. Organisasi – Organisasi Militer
Pada bulan April 1943 dikeluarkan pengumuman yang isinya memberrkan kesempatan kepada para pemuda Indonesia untuk menjadi anggota Heiho (Pembantu Prajurit Jepang), ada juga yang disebut PETA (Pembela Tanah Air).pasukan ini di latih oleh intelejen .
Setelah pelatihan selesai panglima besar Jepang yaitu Letjen Kumakici Harada
Menyarankan agar PETA dibentuk atas inisiatif kesadaran bangsa bugan oleh pemerintahan Jepang, maka dari itu di tunjuklah Gatot Mangkupraja yang lebih dekat oleh para petinggi Jepang di sarankan untuk menulis surat permohonan pembentukan Pasukan PETA
Pada 7 September dikirimlah surat tersebut, lalu tidak lama kemudian turunlah keputusanpada tanggal 3 Oktober 1943 yang diberi nama Osamu seirei No.44, yang memutuskan dibentuknya tentara kedaulatan bangsa PETA , ke inginan Pemerintahan Jepang membuat PETA supaya memebantu tentara Jepang pada masa itu namun para nasionalis mulai berpikir akan kedaulatan bangsa Indonesia, dimulailah pemberontakan Peta di Blitar yang dipimpin oleh Supriyadi dan Muradi pada tanggal 14 Februari 1945 , pemberontakan ini karena bangsa Jepang mulai bersikap seperti penjajah sebelumnya dan adanya Romusha.


D . Tenaga Romusha
Romudha adalah suatu kebiadaban bangsa Jepang atas Indonesia dengan memperkerjakan orang layaknya seorang budak tanpa gaji dan belah kasian demi tercapai tujuan mereka walau harus mengorbankan nyawa sekalipun , dan pelakuan lainnya yang tak layak bagi seorang manusia itulah yang menyebabkan gerangnya bangsa Indonesia







































BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
•    Dalam sejarah Indonesia terdapat dua kerajaan kuno yang besar dan megah yaitu Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Para ahli masih berbeda pendapat letak yang pasti kerajaan Sriwijaya
Sejarah perjuangan dan berdirinya bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaannya berjalan sejak sekian abad yang lalu,dengan pelbagai cara dan bertahap. dengan itu sejarah perjuangan bangsa Indonesia mempunyai hubungannya dengan sejarah lahirnya pancasila. Karena sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak berabad-abad yang lalu itu panjang sekali, maka perlulah ditetapkan tonggak-tonggak sejarah tersebut, yakni peristiwa- peristiwa yang menonjol, terutama dalam hubungannya dengan pancasila.
•    Dalam meraih kemerdekaan proses perjuangan bangsa indonesia tidaklah mudah. Mereka harus menyusun ideologi bangsa serta dasar negara bangsa, dan kemudian memukul mundur pasukan penjajah, yang merampas semua hak rakyat bangsa Indonesia.
•    Bangsa penjajah yang paling sadih menjajah Indonesia adalah Jepang. Mereka menindas bangsaIndonesia dengan semaunya, merendahkan martabat bangsa indonesia, wanita indonesia di jadikan sebagai pelampiasan nafsu. Mereka menipu bangsa indonesia sebagai saudara tua untuk membebaskan indonesia dari penjajahan belanda.
•    Tenaga kerja pada masa jepang, di perlakukan seperti budak, bahkan lebih rendah dari hewan.
B.     Saran-saran
•    Sejarah perjuangan bangsa Indonesia harus kita pertahankan, sebagai generasi muda Indonesia selayaknya kita mempertahankan hasil perjuangan ini melalui cara yang sesuai dengan bidang yang kita geluti.
•    Susahnya meraih kemerdekaan bangsa indonesia, membuat kita sebagai generasi penerus harus mempertahan kan kemerdekaan.
•    Lupakan rasa sakit hati kita kepada jepang, saat mereka menjajah kita. Itu hanya sejarah dan sekarang kita harus menata hidup yang lebih baik untuk masa depan.
•    Kerja paksa hanya ada pada masa penjajahan, kita harus melupakannya, kita harus bangkit untuk masa depan, dan mencontoh jepang yang sudah lebih dulu menjadi bangsa yang maju.








    Daftar Pustaka   

http://tomdjoke.blogspot.com/2010/03/perjuangan-bangsa-indonesia-dalam-masa.html

http://www.membuatblog.web.id/2010/02/masa-pendudukan-jepang.html

http://www.scribd.com/doc/23029589/Sejarah-perjuangan-bangsa-pada-masa-penjajahan-Belanda-dan-Jepang

http://www.crayonpedia.org/mw/PERJUANGAN_BANGSA_INDONESIA_MELAWAN_PENJAJAH_5.2_SITI_S


Makalah Kepemimpinan dalam Manajemen

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal

Justru seringkali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dan maximizer.

B. TUJUAN

Membahas tentang

•    Seorang pemimpin yang sesuai dengan karaktenya
•    Kepemimpinan
•    Pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya

C. Rumusan Masalah

Makalah ini membahas tentang
•    Bagaimanakah kepemimpinan itu
•    Apasajakah Ruang lingkup kepemimpinan
•    Bagai mana menjadi pemimpin









BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kepemimpinan

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.

Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu Mempengaruhi perilaku orang lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.

Motivasi orang untuk berperilaku ada dua macam, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Dalam hal motivasi ekstrinsik perlu ada faktor di luar diri orang tersebut yang mendorongnya untuk berperi-laku tertentu. Dalam hal semacam itu kepemimpinan adalah faktor luar. Sedang motivasi intrinsik daya dorong untuk berperilaku tertentu itu berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Jadi semacam ada kesadaran kemauan sendiri untuk berbuat sesuatu, misalnya memperbaiki mutu kerjanya.

Dalam proses tersebut pimpinan membimbing, memberi pengarahan, mempengaruhi perasaan dan perilaku orang lain, memfasilitasi serta menggerakkan orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang diingini bersama. Semua yang dilakukan pimpinan harus bisa dipersepsikan oleh orang lain dalam organisasinya sebagai bantuan kepada orang-orang itu untuk dapat meningkatkan mutu kinerjanya. Dalam hal ini usaha mempengaruhi perasaan mempunyai peran yang sangat penting. Perasaan dan emosi orang perlu disentuh dengan tujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai baru, misalnya bekerja itu harus bermutu, atau memberi pelayanan yang sebaik mungkin kepada pelanggan itu adalah suatu keharusan yang mulia, dan lain sebagainya. Dengan nilai-nilai baru yang dimiliki itu orang akan tumbuh kesadarannya untuk berbuat yang lebih bermutu. Dalam ilmu pendidikan ini masuk dalam kawasan affective.


B. Pandangan Kepemimpinan

•    Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

•    Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

•    Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;

•    Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.

•    Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

•    Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

•    Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.


•    Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan:
•    Pemahaman materi;
•    Memperluas materi melalui belajar dan pengalaman
•    Mengajar materi kepada orang lain;
•    Mengaplikasikan prinsip-prinsip;
•    Memonitoring hasil;
•    Merefleksikan kepada hasil;
•    Menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;
•    Pemahaman baru; dan
•    Kembali menjadi diri sendiri lagi.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya:
1.    Kemauan dan keinginan sepihak;
2.    Kebanggaan dan penolakan; dan
3.    Ambisi pribadi.

Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.

Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).

C Hal Mendasar Yang Perlu Untuk Kepemimpinan

Manajemen dilaksanakan dalam suatu organisasi atau institusi tertentu yang pada tahap awal implementasinya organisasi itu digerakkan oleh kepemimpinan yang sangat peduli pada mutu dan bertekad kuat untuk membuat organisasinya itu selalu dan terus menerus meningkatkan mutu kiner-janya, apakah itu dalam bentuk produk atau jasa. Kepemimpinan untuk MMT itu memerlukan modal dasar dalam bentuk penguasaan tujuh mendasar yang menyangkut kehidupan organisasinya.


a. Organisasi :

Mengapa organisasi yang dipimpinnya ini ada dan untuk apa ? Jawaban ter-hadap pertanyaan yang sangat mendasar ini perlu dikuasai secara baik oleh semua orang yang memegang tampuk kepemimpinan dari suatu organisasi. Tanpa menguasai jawabannya secara baik diragukan apakah mereka akan mampu mengarahkan orang-orang lain dalam organisasi itu ke tujuan yang seharusnya.


b. V i s i :

Akan menjadi organisasi yang bagaimanakah organisasi itu di masa depan ? Orang-orang yang memegang kepemimpinan perlu memiliki pandangan jauh ke depan tentang organi-sasinya; mereka ingin mengembangkan organisasinya itu menjadi organisasi yang bagaimana, yang mampu berfungsi apa dan bagaimana, yang mampu memproduksi benda dan jasa apa dan yang bagaimana, serta untuk dapat disajikan kepada siapa ? Visi ini seharusnya berjangka panjang, misalnya 10 tahun atau 25 tahun ke dapan, agar dapat memfasilitasi usaha-usaha perbaikan mutu kinerja yang berkelanjutan.


c. M i s i :

Mengapa kita ada dalam organisasi ini ? Apa tugas yang harus kita lakukan ? Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini berkaitan dengan visi tersebut di atas. Bagaimana visi itu akan dapat diwujudkan ? Tugas-tugas pokok apakah yang harus dilakukan oleh organisasi agar visi atau kondisi masa depan organisasi tadi dapat diwujudkan. Rumusan tentang misi organisasi ini juga seharusnya dapat dikuasai dengan baik dan jelas oleh orang-orang yang memegang kepemimpinan agar mereka dapat memberi arahan yang benar dan jelas kepada orang-orang lain.


d. Nilai-nilai

Prinsip-prinsip apa yang diyakini sebagai kebenaran yang berfungsi sebagai pedoman dalam menjalankan tugas organisasi, dan ingin agar orang lain dalam organisasi juga mengadopsi prinsip-prinsip tersebut. Misalnya mutu, fokus pada pelanggan, disiplin, kepelayanan adalah nilai-nilai yang seharusnya dianut oleh orang-orang yang memegang kepemimpinan MMT.

e. Kebijakan

Ialah rumusan-rumusan yang akan disampaikan kepada orang-orang dalam organisasi sebagai arahan agar mereka mengetahui apa yang harus dilakukan dalam menyediakan pelayanan dan barang kepada para pelanggan. Orang-orang yang memegang kepemim-pinan harus mampu merumuskan kebijakan-kebijakan semacam itu agar orang-orang dapat menyajikan mutu seperti yang diinginkan oleh organisasi.


f. Tujuan-tujuan Organisasi

Ialah hal-hal yang perlu dicapai oleh organisasi dalam jangka panjang dan jangka pendek agar memungkinkan orang-orang dalam organisasi memenuhi misinya dan mewujudkan visi mereka. Tujuan-tujuan organisasi itu perlu dirumuskan secara kongkrit dan jelas.


g. Metodologi :

Adalah rumusan tentang cara-cara yang dipilih secara garis besar dalam bertindak menuju pewujudan visi dan pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Metodologi ini terbatas pada garis-garis besar yang perlu dilakukan dan bukan detil-detil teknik kerja.

Ketujuh hal yang sangat mendasar itu perlu dikuasai dan dalam implementasi MMT hal itu akan dituangkan dalam merumuskan rencana strategis untuk mutu. Tanpa kemampuan merumuskan ketujuh hal itu secara spesifik dan mengkomunikasikannya kepada orang-orang dalam organisasi, sulit bagi orang-orang itu untuk mewujudkan mutu seperti yang diinginkan.

D. Manajemen Kepemimpinan

Kepemimpinan lebih diarahkan kepada kelompok-kelompok kerja yang memiliki tugas atau fungsi masing-masing, tidak memfokus kepada individu. Hal ini akan berakibat tumbuh berkembangnya kerjasama dalam kelompok-kelompok. Motivasi individu akan menjadi tugas semua orang dalam kelompok, jadi kelompok kerja menjadi sumber motivasi bagi setiap ang-gota dalam kelompok. Karena pimpinan selalu menilai kinerja kelompok, bukan individu, maka ma-sing-masing kelompok akan berusaha memacu kerjasama yang sebaik-baiknya, kalau perlu dengan menarik-narik teman sekelompoknya yang kurang benar kerjanya.

Kepemimpinan Manajemen tidak selalu membuat keputusan sendiri dalam segala hal, tetapi hanya melakukannya dalam hal-hal yang akan lebih baik kalau dia yang memutuskannya. Sisanya diserahkan wewenangnya kepada ke-lompok-kelompok yang ada di bawah pengawasannya. Hal ini dilakukan terutama untuk hal-hal yang menyangkut cara melaksanakan pekerjaan secara teknis. Orang-orang yang ada dalam kelompok-kelompok kerja yang sudah mendapatkan pelatihan dan sehari-hari melakukan pekerjaan itulah yang lebih tahu bagaimana melakukan pekerjaan dan karenanya menjadi lebih kompeten untuk membuat keputusan dari pada sang pimpinan.

Setiap upaya meningkatkan mutu kinerja, apakah itu dalam mengha-silkan barang atau menghasilkan jasa, pada dasarnya selalu diperlukan adanya perubahan cara kerja. Jadi kalu diinginkan adanya mutu yang lebih baik jangan takut menghadapi perubahan, se-bab tanpa perubahan tidak akan terjadi peningkatan mutu kinerja. Perubahan bisa diciptakan oleh pemimpin, tetapi tidak perlu harus selalu berasal dari pimpinan, sebab kemampuan pemim-pinpun terbatas. Oleh karena itu pemimpin justru perlu merangsang timbulnya kreativitas di ka-langan orang-orang yang dipimpinnya guna menciptakan hal-hal baru yang sekiranya akan menghasilkan kinerja yang lebih bermutu. Seorang pemimpin tidak selayaknya memaksakan ide-ide lama yang sudah terbukti tidak dapat menghasilkan mutu kinerja seperti yang diharap-kan. Setiap ide baru yang dimaksudkan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih bermutu dari manapun asalnya patut disambut baik. Orang-orang dalam organisasi harus dibuat tidak takut untuk berkreasi, dan orang yang terbukti menghasilkan ide yang bagus harus diberi pengakuan dan penghargaan.

Seorang pimpinan Manajemen selalu mendambakan pembaharuan, sebab dia tahu bahwa hanya dengan pembaharuan akan dapat dihasilkan mutu yang lebih baik. Oleh karena itu dia harus selalu mendorong semua orang dalam organisasinya untuk berani melakukan inovasi-inovasi, baik itu menyangkut cara kerja maupun barang dan jasa yang dihasilkan. Tentu semua itu dilakukan melalui proses uji coba dan evaluasi secara ketat sebelum diadopsi secara luas dalam organisasi. Sebaliknya seo-rang pimpinan tidak sepatutnya mempertahankan kebiasaan-kebiasaan kerja lama yang sudah terbukti tidak menghasilkan mutu seperti yang diharapkan olah organisasi maupun oleh para pe-langgannya.

Manajemen selalu mengupayakan adanya kerjasama dalam tim, kelompok, atau dalam unit-unit organisasi. Program-program mulai dari tahap peren-canaan sampai ke pelaksanaan dan evaluasinya dilaksanakan melalui kerjasama, dan bukan pro-gram sendiri-sendiri yang bersifat individual. Adanya sistem kerja yang didasari oleh kerjasama dalam tim, kelompok atau unit itu harus selalu menjadi pemikiran para pimpinan Manajemen. Dasarnya adalah pengikut-sertaan semua orang dalam kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan ba-kat, minat dan kemampuan masing-masing orang. Orang adalah aset terpenting dalam organisasi dan karena itu setiap orang yang ada harus dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan penca-paian tujuan organisasi.

Pemimpin Manajemen selalu bertindak proaktif yang bersifat preventif dan an-tisipatif. Pemimpin Manajemen tidak hanya bertindak reaktif yang mulai mengambil tindakan bila su-dah terjadi masalah. Pimpinan yang proaktif selalu bertindak untuk mencegah munculnya masa-lah dan kesulitan di masa yang akan datang. Setiap rencana tindakan sudah difikirkan akibat dan konsekuensi yang bakal muncul, dan kemudian difikirkan bagaimana cara untuk mengeliminasi hal-hal yang bersifat negatif atau sekurang berusaha meminimalkannya. Dengan demikian ke-hidupan organisasi selalu dalam pengendalian pimpinan dalam arti semua sudah dapat diper-hitungkan sebelumnya, dan bukannya memungkinkan munculnya masalah-masalah secara me-ngejutkan dan menimbulkan kepanikan dalam organisasi. Tindakan yang reaktif biasanya sudah terlambat atau setidaknya sudah sempat menimbulkan kerugian atau akibat negatif lainnya.

Sudah dikatakan sebelumnya bahwa orang adalah sumberdaya yang paling utama dan paling berharga dalam setiap organisasi. Oleh karena itu SDM harus selalu mendapat perhatian yang besar dari pimpinan Manajemen dalam arti selalu diupa-yakan untuk lebih diberdayakan agar kemampuan-kemampuannya selalu meningkat dari waktu ke waktu. Dengan kemampuan yang meningkat itulah SDM itu dapat diharapkan untuk mening-katkan mutu kinerjanya. Program-program pelatihan, pendidikan dan lain-lain kegiatan yang bersifat memberdayakan SDM harus dilembagakan dalam arti selalu direncanakan dan dilaksa-nakan bagi setiap orang secara bergiliran sesuai keperluan dan situasi

Bila berbicara tentang mutu tentu akan terlintas adanya mutu yang tinggi dan mutu yang rendah. Bila dikatakan bahwa kinerja suatu organisasi itu tinggi tentu karena dibandingkan dengan mutu organisasi lain yang kenyataannya lebih rendah. Artinya mutu tentang segala sesuatu itu sifatnya relatif, bukan absolut. Setidaknya begitulah pengertian mutu menurut Manajemen. Pimpinan dalam Manajemen dianjurkan melakukan pem-bandingan dengan organisasi lain, membandingkan mutu organisasinya dengan mutu organisasi lain yang sejenis. Kegiatan ini disebut benchmarking. Pimpinan Manajemen selalu berusaha menya-mai mutu kinerja organisasi lain dan kalau bisa bahkan berusaha melampaui mutu organisasi lain. Bila pimpinan berbicara tentang mutu organisasi lain dan kemudian ingin menyamai atau melebihi mutu organisasi lain itu, berarti pmpinan itu berbicara tentang persaingan. Setiap organisasi berusaha mendapatkan pelanggan yang lebih banyak dan yang berciri lebih baik. Usaha ini hanya akan berhasil kalau organisasi itu mampu berkinerja yang mutunya lebih tinggi dari organisasi lain. Ini persaingan. Manajemen dikembangkan untuk memenangkan persaingan. Oleh karena itu pimpinan Manajemen selalu harus menyadari adanya persaingan dan berbicara tentang itu dengan orang-orang dalam organisasinya.

Karakter suatu organisasi tercermin dari pola sikap dan perilaku orang-orangnya. Sikap dan perilaku organsasi yang cenderung menim-bulkan rasa senang dan puas pada fihak pelanggan-pelanggannya perlu dibina oleh pimpinan. Demikian pula budaya organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai tertentu yang relevan dengan mutu yang diinginkan oleh organisasi itu juga perlu dibina. Misalnya dalam lembaga pendidikan perlu dikembangkan budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai belajar, kejujuran, kepelayanan, dan sebagainya.

Nilai-nilai yang merupakan bagian dari budaya organisasi itu harus menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam organisasi. Namun demikian ka-rakter dan budaya organisasi itu hanya akan tumbuh dan berkembang bila iklim organisasi itu menunjang. Olah karena itu pimpinan juga harus selalu membina iklim organisasinya agar kon-dusif bagi tumbuh dan berkembangnya karakter dan budaya organisasi tadi. Misalnya dengan menciptakan dan melaksanakan sistem penghargaan yang mendorong orang untuk bekerja dan berprestasi lebih baik. Atau pimpinan yang selalu berusaha berperilaku sedemikian rupa hingga dapat menjadi model yang selalu dicontoh oleh orang-orang lain.

Pemimpin Manajemen tidak berusaha memusatkan kepemimpinan pada dirinya, tetapi akan menyebarkan kepemimpinan itu pada orang-orang lain, dan hanya me-nyisakan pada dirinya yang memang harus dipegang oleh seorang pimpinan. Kepemimpinan yang dimaksudkan adalah pengambilan keputusan dan pengaruh pada orang lain. Pengambilan tentang kebijaksanaan organisasi tetap ditangan pimpinan-atas, dan lainnya yang bersifat operasional atau bersifat teknis disebarkan kepada orang-orang lain sesuai dengan kedudukan dan tugasnya. Dalam banyak hal bahkan pengambilan keputusan itu diserahkan kepada tim atau kelompok kerja tertentu.

Dengan demikian ketergantungan organisasi pada pimpinan akan sangat kecil, tetapi sebagian besar dari orang-orang dalam organisasi itu memiliki kemandirian yang tinggi. Kondisi semacam ini tentu saja akan tercapai melalui penerapan Manajemen yang baik dan benar, dan setelah melalui proses pembinaan yang panjang. Makin banyak dari kesepuluh ciri itu yang diterapkan oleh pimpinan Manajemen semakin baiklah mutu kepemimpinannya, dalam arti makin baiklah suasana kerja yang kondusif untuk terciptanya mutu, dan makin kuatlah dorongan yang diberikan kepada orang-orang dalam orga- nisasinya untuk meningkatkan mutu kinerjanya. Kesepuluh hal tersebut perlu dihayati dan di-praktekkan oleh semua pimpinan , dari yang tertinggi sampai yang terrendah, sehingga akhirnya akan menjelma menjadi pola tindak yang normatif dari semua unsur pimpinan.

E. Cara Berfikir Kelompok Pimpinan tentang Mutu

Dari pengalaman organisasi-organisasi yang telah menerapkan Manajemen dapat ditarik pelajaran bahwa agar organisasi itu berhasil dalam meningkatkan mutu kinerjanya secara terus-menerus diperlukan adanya kelompok pimpinan atau manajemen yang memiliki cara berfikir tentang mutu yang berbeda dengan cara berfikir pimpinan organisasi yang tidak menerapkan MMT. Berikut ini butir-butir yang menggambarkan cara berfikir pimpinan MMT tentang mutu.

1. Perbaikan mutu menghemat waktu dan uang.

Cara berfikir semacam itu berbeda dengan cara berfikir konvensional yang biasa mengatakan bahwa perbaikan mutu selalu memerlukan uang dan waktu. MMT diterapkan untuk jangka panjang, dan perbaikan mutu tidak untuk sesaat tetapi untuk seterusnya dan selamanya. Perbaikan mutu pada awalnya mungkin memerlukan dana, tetapi tidak selalu harus demikian, sebab untuk mencapai mutu yang lebih baik mungkin diperlukan pelatihan bagi orang-orang tertentu, atau memerlukan perbaikan peralatan dan fasilitas kerja, meski inipin tidak selalu harus demikian. Sesudah investasi awal itu kemudian tidak diperlukan lagi penge-luaran ekstra, bahkan dalam jangka yang agak panjang perbaikan mutu itu malah akan menghasilkan penghematan uang dan waktu. Tujuan utama diterapkannya MMT selain memuaskan pelanggan adalah efisiensi. Ini berarti penghematan dari cara-cara sebelumnya, atau bekerja dengan biaya lebih rendah tetapi dengan hasil yang lebih baik.

2. Pekerjaan adalah sistem terpadu dari beberapa proses.

Persepsi semacam ini jelas sangat berbeda dengan cara berfikir kovensional yang melihat pekerjaan tidak sebagai suatu sistem yang terpadu tetapi sebagai rangkaian peristiwa. Jika orang melihat pekerjaan sebagai suatu sistem yang terpadu berarti masih tetap mengakui adanya bagian-bagian dari pekerjaan yang terpisah, namun bagian-bagian itu tetap berkaitan satu dengan lainnya dan memiliki hubungan saling mempengaruhi dan saling bergantung (interdependent). Perguruan tinggi memiliki bagian-bagian atau unit-unit, memiliki banyak jenis pekerjaan dan kegiatan, serta memiliki banyak orang yang bekerja di dalam-nya. Jelas mereka tidak cukup hanya dengan bekerja sendiri-sendiri secara terpisah, tetapi mereka harus bekerjasama, berinteraksi satu sama lain, tolong menolong, saling melayani, sebab hasil akhir dari perguruan tinggi itu adalah totalitas dari pekerjaan semua bagian dan semua orang itu.

3. Pekerjaan betapapun besar dan banyaknya bila tanpa kualitas tidak ada artinya.

Ini berarti bahwa kualitas atau mutu pekerjaan lebih penting dari kuantitas atau jumlah. Dalam dunia pendidikan hal itu jelas sekali. Suatu perguruan tinggi memiliki banyak dosen dan mahasiswa tetapi yang pada umumnya tidak bermutu sebenarnya tidak banyak artinya bagi perguruan yang mendambakan perguruan yang bermutu. Pendidikan yang tidak bermutu betapapun banyaknya lulusan yang dikeluarkan kiranya tidak ada artinya bagi kemajuan suatu bangsa dan negara.

4. Mutu menyatu dengan cara kerja dari awal.

Mutu hasil kinerja yang berupa barang atau jasa adalah hasil dari cara kerja yang diterapkan dalam pekerjaan. Oleh karena itu cara kerja yang berupa prosedur dan proses kerja menjadi sangat penting untuk menghasilkan kinerja yang bermutu. Prosedur dan proses kerja sejak awal hingga akhir perlu dirancang dan ditentukan sedemikian rupa hingga menjamin tercapainya mutu kinerja yang baik seperti yang diinginkan untuk dapat memu-askan semau pelanggannya. Mutu barang atau jasa bukan sekedar hasil dari pemeriksaan pada akhir proses kerja, melainkan menyatu dengan cara kerja dari awal hingga akhir.

5. Mutu dapat dicapai melalui pelatihan yang lebih baik bagi karyawan yang telah ada plus kepemimpinan yang bermutu.

Salah satu kunci penting untuk keberhasilan meningkatkan mutu secara berkelanjutan adalah pelatihan yang relevan dan efektif. Semua karyawan dapat diharapkan meningkatkan mutu kinerjanya bila telah mendapatkan pelatihan yang tepat, demikian pula semua pemimpin dapat memimpin penyelenggaraan MMT dengan berhasil bila mendapatkan pelatihan un-tuk itu. Cara berfikir semacam itu berbeda dengan cara berfikir konvensional yang mengatakan bah-wa untuk mendapatkan mutu perlu (perekrutan) karyawan yang lebih baik.

6. Mutu yang cukup hanyalah bila semua pekerjaan menghasilkan yang terbaik.

Mutu se-macam itu memang tidak mungkin dicapai dengan sekali usaha tetapi melalui usaha yang terus menerus yang setiap kali diusahakan bisa mencapai perbaikan sedikit demi sedikit, yang dalam jangka yang agak panjang akan bisa mencapai mutu yang sempurna. Inipun pada waktunya dapat disempurnakan lagi sehingga sebenarnya usaha perbaikan mutu tidak pernah ada akhirnya. Mutu memang tidak berbatas, selalu dapat ditingkatkan. Pimpinan konvensional berfikir kalau 90% peker-jaan sudah baik adalah sudah cukup. Di bidang pendidikan dan akademis standar mutu itu jelas selalu bergerak ke atas dan harus selalu dikejar. Jadi jangan pernah berhenti berusaha meningkatkan mutu kinerja.



7. Mutu berarti perbaikan yang berkelanjutan.

Ini adalah cara berfikir sebagai kelanjutan dan konsekuensi pemikiran tersebut pada butir ke-6 di atas. Ini berbeda dengan konsep management by objective yang mengartikan mutu sebagai pencapaian tujuan yang ditentukan sebelumnya. Kedua cara berfikir itu tidak perlu dianggap berbeda bila pekerjaan dibagi-bagi menjadi beberapa tahapan dan untuk setiap tahap ditentukan tujuannya yang selalu meningkat dari awal sampai akhir.

8. Para pemasok adalah mitra kerja.

Pekerjaan dalam suatu organisasi selalu bersifat mengolah atau memroses masukan (barang, jasa dan/atau orang) yang dipasok oleh orang lain. Mutu kinerja organisasi itu dipengaruhi oleh mutu masukannya. Kalau organisasi itu memperlakukan para pemasok sebagai mitra kerjanya, ia dapat mengharap mendapatkan mutu pasokan (masukan) yang baik. Sebaliknya bila pemasok itu diperlakukan sebagai pesaingnya atau lawan usahanya, maka para pemasok itu sulit diharapkan mau memasok masukan yang bermutu. Jadi tidak benar bahwa mutu kinerja itu tidak ada kaitannya dengan pemasok. Dalam bidang pendidikan tinggi, mahasiswa adalah masukan yang dipasok oleh lembaga-lembaga pendidikan menengah. Sudahkah perguruan tinggi memperlakukan sekolah-sekolah menengah itu sebagai mitra kerjanya?

9. Pelanggan adalah bagian integral dari organisasi.

Mengapa demikian ? Karena sejak awal pekerjaan organisasi itu direncanakan antara lain dengan mempertimbangkan kebutuhan-kebu-tuhan dan harapan-harapan pelanggan. Jadi para pelanggan (eksternal) itu sejak awal diharapkan memberi masukan kepada organisasi, dan karena itulah mereka dikatakan merupakan bagian integral dari organisasi. Tanpa memper-timbangkan kebutuhan dan harapan para pelanggan, tidak pernah diketahui apakah hasil kerja itu akan bisa memuaskan pelanggan atau tidak. Jadi agar organisasi dapat merencanakan kerja yang bermutu perlu para pimpinan organisasi itu melihat para pelanggan sebagai bagian integral dari organisasi, dan bukan sebagai orang-orang luar yang akan ditawari produk kerja organisasi.

















BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.

Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu Mempengaruhi perilaku orang lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.

Untuk menerapkan Manajemen dalam suatu organisasi diperlukan adanya kepemimpinan yang ciri-cirinya berbeda dengan kepemimpinan yang tidak untuk meraih mutu. Manajemen diterapkan dalam organisasi yang melihat tugas organisasinya tidak sekedar melaksanakan tugas rutin, yang sama saja dari hari ke hari berikutnya. Semua sudah ditentukan standarnya, dan kalau kinerja sudah sesuai standar maka bereslah segalanya. Manajemen juga mengenal standar kinerja, tetapi bedanya standar ini bersifat dinamis, artinya standar itu selalu bisa ditingkatkan. Sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan mutu secara berkelanjutan. Untuk itu Manajemen memerlukan kepemimpinan yang mempu-nyai ciri-ciri yang agak khusus seperti yang akan dibahas berikut ini.


B. SARAN

Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan pada prinsip-prinsip belajar seumur hidup, berorientasi pada pelayanan dan membawa energi positif. Maka untuk menjadi seorang pemimpin haruslah mempunyai pengetahuan dan jiwa pemimpin

Pemimpin Manajemen tidak berusaha memusatkan kepemimpinan pada dirinya, tetapi akan menyebarkan kepemimpinan itu pada orang-orang lain, dan hanya me-nyisakan pada dirinya yang memang harus dipegang oleh seorang pimpinan. Kepemimpinan yang dimaksudkan adalah pengambilan keputusan dan pengaruh pada orang lain. Pengambilan tentang kebijaksanaan organisasi tetap ditangan pimpinan-atas, dan lainnya yang bersifat operasional atau bersifat teknis disebarkan kepada orang-orang lain sesuai dengan kedudukan dan tugasnya



DAFTAR PUSTAKA

James K. Van Fleet, 1973, 22 Manajemen Kepemimpinan, Jakarta:Mitra Usaha

Purwanto, Yadi, 2001, makalah: Manajemen PT. Cendekia Informatika, Jakarta

http://artikelrande.blogspot.com/2010/07/manajemen-kepemimpinan_6811.html

W. Brown steven, 1998, Manajemen Kepemipinan, Jakarta: Profesional Books

Makalah Upacara Tabuik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Dalam perkembangan zaman yang begitu pesat dewasa ini maka budaya kita kian terpinggirkan oleh masuknya berbagai budaya asing yang begitu deras yang mengancam bertahannya budaya yang kita miliki, maka perlu adanya suatu tindakan nyata yang merupakan bentuk upaya mempertahankan atau bahkan mempromosikan budaya kita untuk dijadikan sebagai ikon tersendiri bagi uatu daerah tertentu, misalnya ponorogo yang terkenal dengan reog ponorogo, bali yang terkenal dengan tari pendetnya, jogja yang terkenal dengan kota pendidikannya, Jakarta sebagai kota metropolitannya,dan kota kota lain yang bisa dijadikan sebagai media promosi dan berkembangnya suatu daerah. Oleh sebab itu peran pemerintah sangat di perlukan dalam mempromosikan budaya Indonesia sehingga dapat menjadi daya tarik wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia. B. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan penulisan Makalah in adalah sebagai berikut : 1. Ingin mengetahui sejarah Upacara Tabuik 2. Makna dan Fungsi yang terkandung dalam Upacara Tabuik 3. Di gunakan untuk apa Upacara Tabuik tersebut. 4. Sedikit mengulas seluk – beluk Upacara Tabuik. BAB II PEMBAHASAN A. SEJARAH TABUIK Dalam sejarah Pariaman, Tabuik pertama kali diperkenalkan serdadu Tamil yang menjadi bagian pasukan Inggris pimpinan Thomas Stamfort Raffles. Saat itu Inggris menguasai Bengkulu tahun 1826. Pasukan Tamil yang kebayakan Muslim setiap tahun menggelar pesta Tabuik dimana di Bengkulu bernama "Tabot". Kegiatan ini kemudian diikuti pula oleh masyarakat yang ada di Bengkulu dan meluas hingga ke Panian, Padang, Pariaman, Maninjau, Pidi, Banda Aceh, Meulauboh dan Singkil. Dalam perkembangan berikutnya, ritual itu satu-persatu hilang dari daerah-daerah tersebut dan akhirnya hanya tinggal di dua tempat yaitu Bengkulu dengan sebutan Tabot dan Pariaman dengan sebutan Tabuik. Setelah perjanjian London 17 Maret 1829, Inggris harus meninggalkan Bengkulu dan menerima daerah jajahan Belanda di Singapura. Sebaliknya Belanda berhak atas daerah-daerah jajahan Inggris di Indonesia termasuk Bengkulu dan wilayah Sumatera lainnya. Serdadu Inggris harus meninggalkan Bengkulu, namun pasukan Tamil yang mayoritas Muslim memilih bertahan dan melarikan diri ke Pariaman, Sumatera Barat yang saat itu terkenal sebagai daerah pelabuhan yang ramai di pesisir barat pulau Sumatera. Karena pasukan Tamil mayoritas Muslim, mereka diterima masyarakat Pariaman yang memeluk Islam. Terjadilah pembauran sosial-budaya. Salah satu pembauran budaya ditunjukkan oleh Pesta Tabuik. Bahkan Tabuik akhirnya menjadi tradisi yang tidak terpisahkan dari kehidupan warga Pariaman. Di Pariaman, kemudian tabuik diselenggarakan oleh Anak Nagari dalam bentuk Tabuik Adat. Namun, seiring dengan banyaknya wisatawan yang datang untuk menyaksikannya, tahun 1974 pengelolaan tabuik diambil alih oleh pemerintah daerah setempa t dan dijadikan Tabuik Wisata. B. TABUIK DI PARIAMAN Kota Pariaman berada di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, tepatnya di pesisir pantai Laut Hindia, sebelah utara kota Padang. Pariaman adalah sebuah nama yang berarti “daerah yang aman”, memiliki luas wilayah 73,36 kilometer persegi. Di daerah ini ada suatu pesta adat yang disebut dengan tabuik, menyuguhkan atraksi budaya bernuansa Islami yang telah melegenda. Festival Tabuik adalah perayaan memperingati Hari Asyura (10 Muharam) yaitu mengenang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad Saw yaitu Saidina Hassan bin Ali yang wafat diracun serta Saidina Husein bin Ali yang gugur dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala, Iraq tanggal 10 Muharam 61 Hijrah (681 Masehi). Dalam pertempuran yang tidak seimbang itu, tubuh Imam Husain yang sudah wafat dirusak dengan tidak wajar. Kepala Imam Husein dipenggal oleh tentara Muawiyah. Kematian Imam Husein diratapi oleh kaum Muslim terutama Muslim Syiah di Timur Tengah dengan cara menyakiti tubuh mereka sendiri. Tradisi mengenang kematian cucu Rasulullah tersebut menyebar ke sejumlah negara dengan cara yang berbeda-beda. Di Indonesia, selain di Pariaman, ritual mengenang peristiwa tersebut juga diadakan di Bengkulu. Dalam perayaan memperingati wafatnya Husein bin Ali, tabuik melambangkan janji Muawiyah untuk menyerahkan tongkat kekhalifahan kepada umat Islam setelah Imam Husain meninggal. Namun, janji itu ternyata dilanggar dan malah mengangkat Jazid yaitu anaknya sebagai putera mahkota. Sebagian Muslim percaya jenazah Husain diusung ke langit menggunakan Bouraq dengan peti jenazah yang disebut Tabot. Kendaraan Bouraq yang disimbolkan dengan wujud kuda gemuk berkepala wanita cantik menjadi bagian utama bangunan Tabuik. Awalnya Tabuik sebagai simbol ritual bagi pengikut Syi’ah untuk mengumpulkan potongan-potongan tubuh Imam Husein dan selama ritual itu para peserta berteriak “Hayya Husein, hayya Husein” atau yang berarti “Hidup Husein, hidup Husein”. Akan tetapi, di Pariaman teriakan tersebut telah berganti dimana para pengusung dan peserta Tabuik akan berteriak “Hoyak Hussein, hoyak Hussein” sambil menggoyang-goyangkan menara Tabuik yang berbentuk menara dan bersayap serta sebuah kepala manusia. Festival Tabuik masuk kalender acara wisata Sumatra Barat dan kalender acara wisata nasional. Puluhan ribu orang dari pelosok Sumatra Barat dan perantau datang ke Pariaman hanya ingin melihat Festival Tabuik selama 14 hari. Upacara tabuik dapat dihadiri hingga sekitar 6.000 orang per hari dan 90.000 orang saat puncak acara. Acara Tabuik di Pariaman dan Ta’ziyeh di Iran memiliki kesamaan ritual yaitu untuk memperingati kematian Imam Hussein. Dalam perayaan ini masyarakat menyaksikan dua buah tabuik atau keranda setinggi 13 hingga 15 meter yang masing-masing diangkat oleh 20 lelaki. Mereka menggoyang-goyang, memutar-mutar, dan mengarak tabuik dari pusat kota menuju pantai. Lalu, pemain gendang tasa menepuk irama, mengiringi setiap liukan tabuik, dentamnya membangkitkan semangat. Di antara irama gendang terselip teriakan keras “Hoyak Hussein”. Kata tabuik yang berasal dari bahasa Arab dapat mempunyai beberapa pengertian. P ertama, tabuik diartikan sebagai ‘keranda’ atau ‘peti mati’. Pengertian yang lain mengatakan bahwa tabuik artinya adalah peti pusaka peninggalan Nabi Musa yang digunakan untuk menyimpan naskah perjanjian Bani Israel dengan Allah. Tabut pada mulanya sebuah peti kayu yang dilapisi dengan emas sebagai tempat penyimpanan manuskrip Taurat yang ditulis di atas lempengan batu. Akan tetapi, Tabuik kali ini tidak lagi sebuah kotak peti kayu yang dilapisi oleh emas. Namun, yang diarak oleh warga Pariaman adalah sebuah replika menara tinggi yang terbuat dari bambu, kayu, rotan, dan berbagai macam hiasan. Puncak menara adalah sebuah hiasan yang berbentuk payung besar, dan bukan hanya di puncak, di beberapa sisi menara hiasan berbentuk payung-payung kecil juga terpasang berjuntai. Tidak seperti menara lazimnya, bagian sisi-sisi bawah Tabuik terkembang dua buah sayap. Di antara sisi-sisi sayap itu, terpasang pula ornamen ekor dan sebuah kepala manusia sepertinya wajah wanita lengkap dengan kerudung. Bambu-bambu besar menjadi pondasi sekaligus tempat pegangan untuk mengusung Tabuik yang terlihat kokoh dan sangat berat. Butuh banyak pria untuk mengangkatnya dan butuh banyak kucuran keringat untuk mengoyaknya. Tradisi Tabuik telah terpelihara sejak 1829 oleh warga Pariaman. Perayaan Tabuik diselenggarakan setiap 1 hingga 10 Muharam. Ada beberapa versi mengenai asal-usul perayaan tabuik di Pariaman. Versi pertama mengatakan bahwa tabuik dibawa oleh orang-orang Arab (Muslim Syiah) yang datang ke Pulau Sumatera untuk berdagang. Sedangkan, versi lain berdasarkan catatan Snouck Hurgronje mengatakan bahwa tradisi Tabuik masuk ke Indonesia melalui dua gelombang. Gelombang pertama sekitar abad 14 M, tatkala Hikayat Muhammad diterjemahkan ke dalam Bahasa Melayu. Melalui buku itulah ritual tabuik dipelajari Anak Nagari. Sedangkan, gelombang kedua tabuik dibawa oleh tentara Cipei/Sepoy dari India penganut Islam Syiah yang dipimpin oleh Imam Kadar Ali. Pasukan itu berasal dari India yang oleh Inggris dijadikan serdadu ketika menguasai Bengkulu dari tangan Belanda sesuai Traktat London, 1824. Dalam sejarah Pariaman, Tabuik pertama kali diperkenalkan serdadu Tamil yang menjadi bagian pasukan Inggris pimpinan Thomas Stamfort Raffles. Saat itu Inggris menguasai Bengkulu tahun 1826. Pasukan Tamil yang kebayakan Muslim setiap tahun menggelar pesta Tabuik dimana di Bengkulu bernama "Tabot". Kegiatan ini kemudian diikuti pula oleh masyarakat yang ada di Bengkulu dan meluas hingga ke Panian, Padang, Pariaman, Maninjau, Pidi, Banda Aceh, Meulauboh dan Singkil. Dalam perkembangan berikutnya, ritual itu satu-persatu hilang dari daerah-daerah tersebut dan akhirnya hanya tinggal di dua tempat yaitu Bengkulu dengan sebutan Tabot dan Pariaman dengan sebutan Tabuik. Setelah perjanjian London 17 Maret 1829, Inggris harus meninggalkan Bengkulu dan menerima daerah jajahan Belanda di Singapura. Sebaliknya Belanda berhak atas daerah-daerah jajahan Inggris di Indonesia termasuk Bengkulu dan wilayah Sumatera lainnya. Serdadu Inggris harus meninggalkan Bengkulu, namun pasukan Tamil yang mayoritas Muslim memilih bertahan dan melarikan diri ke Pariaman, Sumatera Barat yang saat itu terkenal sebagai daerah pelabuhan yang ramai di pesisir barat pulau Sumatera. Karena pasukan Tamil mayoritas Muslim, mereka diterima masyarakat Pariaman yang memeluk Islam. Terjadilah pembauran sosial-budaya. Salah satu pembauran budaya ditunjukkan oleh Pesta Tabuik. Bahkan Tabuik akhirnya menjadi tradisi yang tidak terpisahkan dari kehidupan warga Pariaman. Di Pariaman, kemudian tabuik diselenggarakan oleh Anak Nagari dalam bentuk Tabuik Adat. Namun, seiring dengan banyaknya wisatawan yang datang untuk menyaksikannya, tahun 1974 pengelolaan tabuik diambil alih oleh pemerintah daerah setempat dan dijadikan Tabuik Wisata. C. MENGENAL UPACARA TABUIK Pesta Tabuik ini, dulu dikenal sebagai ritual tolak bala, yang diselenggarakan setiap tanggal 1-10 Muharram. Tabuik dilukiskan sebagai "Bouraq", binatang berbentuk kuda bersayap, berbadan tegap, berkepala manusia seperti wanita cantik, yang dipercaya telah membawa arwah Hasan dan Husein ke surga. Dengan dua peti jenazah yang berumbul-umbul seperti payung mahkota, tabuik tersebut memiliki tinggi antara 10-15 meter. Puncak Pesta Tabuik adalah bertemunya Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang. Kedua tabuik itu dihoyak dengan ditingkahi alat musik tambur dan gendang tasa. Petang hari kedua tabuik ini digotong menuju Pantai Gondoriah, dan menjelang matahari terbenam, kedua tabuik dibuang ke laut. Dikisahkan, setelah tabuik dibuang ke laut, saat itulah kendaraan bouraq membawa segala arak-arakan terbang ke surga. Selama sepuluh hari (1-10 Muharam), digelar pula berbagai penampilan seni budaya anak Nagari Pariaman, yakni Rabab Pariaman, Gandang Tassa, Randai, Lomba Baju Kuruang, Puisi dan Tari Minang. Selain itu digelar bazar dan pameran aneka produk usaha kecil dan menengah serta komoditi ekspor dari Pariaman. Ratusan ribu pengunjung berdatangan selama pesta "Tabuik", baik wisatawan Nusantara maupun mancanegara. Pembukaan Pesta Tabuik ditandai Pawai Taaruf oleh ribuan pelajar dan masyarakat yang mengintari kota. Setelah Pawai Taaruf, pesta pun dimulai. Selama pesta yang lamanya 10 hari ada pertunjukan-pertunjukan lain, seperti Pawai tasawuf, pengajian yang melibatkan ibu-ibu dan murid-murid Tempat Pengajian Al Quran (TPA) dan madrasah se-Pariaman, grup drum band, tari-tarian, musik gambus, dan bahkan atraksi debus khas Pariaman. Menyertai acara pembukaan pada hari pertama juga digelar Festival Anak Nagari (permainan tradisional Pariaman), festival Tabuik Lenong dan diakhir pawai Muharam mengelilingi Kota Pariaman. Malam harinya digelar hiburan musik gambus di Lapangan Merdeka yang dihadiri ribuan penonton. Hari kedua, pembuatan Tabuik dimulai dengan pembuatan kerangka dasar Tabuik dari bahan kayu, bambu, dan rotan. Malam harinya, digelar kesenian tradisional "Randai". Hari ketiga pengerjaan kerangka dasar Tabuik dilanjutkan, sedangkan di lapangan digelar kesenian organ tunggal menampilkan penyanyi-penyanyi lokal. Tanggal 4 Muharram selain melanjutkan pembuatan kerangka dasar Tabuik juga mulai dipersiapkan pembuatan kerangka Bouraq dan malam harinya warga Pariaman dihibur dengan film layar tancap di lapangan Merdeka. Tabuik merupakan keranda bertingkat tiga yang terbuat dari kayu, rotan dan bambu dengan tinggi mencapai 15 meter dan berat sekitar 500 kilogram. Bagian bawah dan atas Tabuik nantinya akan disatukan dengan cara bagian atas diusung secara beramai-ramai untuk disatukan dengan bagian bawah. Setelah itu, berturut-turut dipasang sayap, ekor, bunga-bunga salapan dan terakhir kepala. Untuk menambah semangat para pengusung Tabuik akan diiringi dengan musik gendang tasa. Gendang tasa adalah sebutan bagi kelompok pemain gendang yang berjumlah tujuh orang. Mereka bertugas mengiringi acara penyatuan tabuik (tabuik naik pangkat). Gendang ini ada dua jenis. Jenis pertama disebut tasa didiang. Jenis ini dibuat dari tanah liat yang diolah sedemikian rupa, kemudian dikeringkan. Tasa didiang ini harus dipanaskan sebelum dimainkan. Jenis gendang kedua adalah yang terbuat dari plastik atau fiber dan dapat langsung dimainkan. Setelah penyatuan tabuik selesai, kedua tabuik yang merupakan personifikasi dari dua pasukan yang akan berperang dipajang berhadap-hadapan. Menjelang sore penyatuan tabuik (tabuik naik pangkat), dikerumuni ratusan ribu orang, kedua tabuik itu diarak keliling Kota Pariaman. Masing-masing tabuik dibawa oleh delapan orang pria. Menjelang senja, kedua tabuik dipertemukan kembali di Pantai Gondoriah. Pertemuan kedua tabuik di Pantai Gondariah ini merupakan acara puncak dari upacara tabuik, karena tidak lama setelah itu keduanya akan diadukan (sebagaimana layaknya perang di Karbala). Menjelang matahari terbenam kedua tabuik dibuang ke laut yaitu Pantai Gondoriah. Prosesi pembuangan tabuik ke laut merupakan suatu bentuk kesepakatan masyarakat untuk membuang segenap sengketa dan perselisihan antar mereka. Selain itu, pembuangan tabuik juga melambangkan terbangnya buraq yang membawa jasad Husein ke Surga. Pantai Gondoriah merupakan tempat yang popular di kota Pariaman dan saat prosesi pembuangan itu dijubeli oleh ribuan manusia. D. PEMBUATAN TABUIK Tabuik dibuat oleh dua kelompok masyarakat Pariaman, yakni kelompok Pasar dan kelompok Subarang. Kedua tempat tersebut dipisahkan oleh aliran sungai yang membelah Kota Pariaman. Kelompok Tabuik Pasar terdiri dari gabungan 12 desa yang ada di kota Pariaman, sementara kelompok Tabuik Subarang terdari dari gabungan 14 desa lainnya. Dahulu, selama berlangsungnya pesta tabuik selalu diikuti dengan perkelahian antara warga dari daerah Pasar dan Subarang. Bahkan, ada beberapa pasangan suami-isteri yang berpisah dan masing-masing kembali ke daerah asalnya di Subarang dan Pasar. Setelah upacara tabuik berakhir, suami-istri tersebut kembali berkumpul dalam satu rumah. Walaupun korban terluka parah dalam perkelahian, namun ketika acara berakhir mereka bersatu kembali, sehingga suasana kembali tenang dan damai seperti semula. Tabuik dibuat secara bersama-sama dan melibatkan ahli budaya dan sejarah, serta tokoh masyarakat. Masyarakat berkelompok dan saling bahu-membahu untuk membuat Tabuik dan mengaraknya. Pembuatan tabuik ini memakan biaya puluhan juta rupiah. Tabuik dibuat oleh kedua tempat ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas dan bawah yang tingginya dapat mencapai 15 meter. Bagian atas mewakili keranda berbentuk menara yang dihiasi dengan bunga dan kain beludru berwarna-warni. Sedangkan, bagian bawah berbentuk tubuh kuda, bersayap, berekor dan berkepala manusia berambut panjang. Kuda itu dibuat dari rotan dan bambu dengan dilapisi kain beludru halus warna hitam dan pada empat kakinya terdapat gambar kalajengking menghadap ke atas. Kuda tersebut adalah simbol Bouraq, kendaraan yang memiliki kemampuan terbang secepat kilat dan digunakan saat Isra' Miraj Nabi Muhammad Saw. Buraq dipercaya membawa Imam Hussein ke langit. Bagian tengah Tabuik berbentuk gapura petak yang ukurannya makin ke atas makin besar. Pada gapura itu ditempelkan motif ukiran khas Minangkabau. Di bagian bawah dan atas gapura ditancapkan bungo salapan atau delapan bunga berbentuk payung dengan dasar kertas warna bermotif ukiran atau batik. Puncak Tabuik dihiasi payung besar yang dibalut kain beludru dan kertas hias yang juga bermotif ukiran. Di atas payung ditancapkan patung burung merpati putih. Kaki Tabuik terdiri dari empat kayu balok bersilang dengan panjang sekitar 20 meter. Balok-balok itu digunakan untuk menggotong dan menghoyak Tabuik yang dilakukan sekitar 100 orang dewasa. E. SUSUNAN UPACARA TABUIK Dari sepuluh hari itu, di setiap harinya terdapat acara yang sangat sakral. Dimulai dari pembuatan ‘tabuik’ yang berbentuk seperti keranda dan bouraq hingga proses pelepasan ‘tabuik’ ke pantai. Dalam perayaan ‘tabuik’ terbagi menjadi dua perayaan yaitu ‘tabuik’ pasa (balai) dan ‘tabuik’ subarang. Pasa (balai) ialah daerah utama di Pariaman, yang dimana menjadi pusat kota. Subarang merupakan daerah Pariaman yang berada di samping Pasa (balai). Kedua bagian kota ini terpisah oleh sungai yang membelah Pariaman. Berikut pembagian urutan acara perayaan ‘tabuik’ menurut ayahanda saya, Ir. Soldi, yang sudah berpuluh – puluh tahun mengikuti tradisi ‘tabuik’ ini: 1. Upacara ‘Mambue Daraga’ ‘Daraga’ adalah sebuah rumah yang dibuat khusus untuk mempersiapkan ‘tabuik’. Rumah ini terbuat dari bahan – bahan yang tradisional seperti bambu dan tambang. Biasanya ‘daraga’ dibuat tiga hari sebelum memasuki bulan muharam. Masyarakat Pariaman membuat dua ‘daraga’, yaitu ‘daraga’ pasa (balai) dan ‘daraga’ subarang. ‘Daraga’ akan terlihat seperti benteng yang berbentuk segi empat. Ukuran ‘daraga’ lima kali lima meter. ‘Daraga’ akan dikelilingi oleh kain putih. 2. Upacara ‘Maambiak Tanah’ Prosesi ini biasanya dilaksanakan oleh seorang laki – laki yang berasal dari keluarga pengurus ‘tabuik’. Sang pengambil tanah ini memakai kain putih. Kain putih ini berarti kejujuran dari kepemimpinan Husein. Prosesi ini dilakukan pada sore hari tanggal 1 Muharam. Dalam prosesi ini terbagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok ‘tabuik’ Pasa (balai) dan kelompok ‘tabuik’ Subarang. Prosesi ini akan diiringi aloh arak – arakan yang ditemani dengan dentuman gandang tasa. Prosesi ini dilakukan dengan mengambil segumpal tanah dari dasar sungai. Pengambilan tanahnya harus di anak sungai yang berbeda dan berlawan arah antara kelompok Pasa (balai) dan kelompok Subarang. Pangambilan tanah ini bukanlah hanya mengambil tanah saja. Tetapi ini merupakan simbol dari pengambilan jasad Hasan – Husein yang mati syahid. Tanah yang telah diambil tersebut lalu dibungkus dengan kain putih yang bersih. Hal tersebut seolah – seolah seperti mengafani jasad dari Hasan – Husein. Selanjutnya tanah tersebut diletakkan dalam sebuah periuk yang indah. Periuk yang telah berisikan tanah tadi dibungkus kembali dengan kain putih yang bersih. Setelah itu disimpan di ‘daraga’. 3. Upacara ‘Manabang Batang Pisang’ Prosesi ini dilakukan pada tanggal 5 Muharam. Pada tengah malam orang – orang kampung akan pergi ke hutan beramai- ramai. Mereka akan mencari pohon pisang, yang kemudian ditebas. Dalam prosesi ini batang pohon pisang harus terpotong dalam satu tebasan. Yang menebas batang pisang haruslah laki – laki yang menggunakan semacam baju silat. Untuk menebasnya, biasanya penebas menggunakan pedang yang sudah diasah agar tajam setajam – tajamnya. Kemudian batang pisang tersebut dibawa ke ‘deraga’. Sesampainya di ‘deraga’ ditanamkan dekat dengan pusara.. Prosesi ini melambangkan apa yang dilakukan oleh musuh – musuh Allah terhadap Hasan – Husein. 4. Upacara ‘Maatam Panja’ Prosesi ini dilakukan pada tanggal 7 Muharam oleh penghuni ‘daraga’. ‘Maatam panja’ ini dilakukan setelah shalat Dzuhur. Prosesi ini dilakukan dengan cara mengitari ‘daraga’ sambil membawa peralatan untuk ‘tabuik’ seperti panja (jari), pedang, dan sorban. Mereka mengelilingi ‘daraga’ sambil menangis terisak – isak. Prosesi ini merupakan tanda kesedihan mereka yang mendalam atas syahidnya Hasan – Husein. 5. Upacara ‘Maarak Panja’ Prosesi ini dilakukan pada tanggal 7 Muharam, hari yang sama dengan upacara ‘maatam panja’. Panja merupakan sebuah kubah yang terbuat dari kertas kaca dan bingkai bambu. Kertas ini di gambari dengan tangan dengan jari – jari yang putus. Di dalam panja diberikan lilin. Panja akan diarak keliling kampung. Kelompok ini akan memperlihatkan kepada seluruh masyarakat bagaimana kesedihan mereka. Dan ini meruapakan perlambangan bahwa jari – jari Hasan – Husein telah dipotong oleh musuh. Mereka akan menceritakan bagaiman kezaliman sang penguasa, Yazid bin Muawiyah, terhadap Hasan – Husein. Mereka keliling kampung dengan diiringi oleh gandang tasa dan ‘tabuik lenong’. ‘Tabuik lenong’ adalah sebuah miniatur ‘tabuik’ yang diletakkan diatas kepala seorang pria. 6. Upacara ‘Maarak Sorban’ Prosesi ini dilakukan pada keesokan harinya, yaitu tanggal 8 Muharam. Prosesi ini tidak jauh beda dengan prosesi yang sebelumnya, ‘maarak panja’. Rombongan akan keliling kampung. Memperlihatkan bagaimana kejamnya perlakuan penguasa saat itu, Yazid bin Muawiyah, kepada cucu nabinya sendiri, Hasan – Husein. Diiringi dengan tabuhan gandang tasa dan diikuti oleh pria yang mengenakan ‘tabuik lenong’. Prosesi ini melambangkan bahwa kepala dari Hasan – Husein telah dipenggal bak hewan. 7. Upacara ‘Tabuik Naik Pangke’ Prosesi ini berada di hari utama yaitu tanggal 10 Muharam. ‘Tabuik naik pangke’ dilaksanakan pada pagi hari. Pada pagi hari ‘tabuik’ dari kedua wilayah, Pasa (balai) dan Subarang, akan dikeluarkan dari rumahnya. Kedua ‘tabuik’ itu akan diarak hingga bertemu. Setelah bertemu tabuik pun akan dipasangkan menjadi satu kesatuan ‘tabuik’ yang utuh. 8. Upacara ‘Hoyak Tabuik’ Prosesi ini merupakan yang paling meriah. ‘Tabuik’ diarak oleh rombongan ke Pantai Gandoriah untuk dihanyutkan. Sudah menjadi kepercayaan sisa – sisa dari ‘tabuik’ dapat menjadi jimat agar larisnya dagangan. Oleh sebab itu, ‘tabuik’ langsung diserbu oleh warga. F. TANGGAL PELAKSANAAN TABUIK Beberapa hari sebelum pesta Tabuik dimulai, terlebih dahulu masing - masing rumah mendirikan sebuah tempat yang dilingkari dengan bahan alami (pimpiang) empat persegi dan di dalamnya diberi tanda sebagai kiasan bercorak makam yang dinamakan Daraga. Fungsi daraga adalah sebagai pusat dan tempat alat ritual, merupakan tempat pelaksanaan maatam. Aktivitas mengambil tanah dilakukan pada petang hari tanggal 1 Muharam. Pengambilan tanah tersebut dilakukan dengan suatu arak - arakan yang dimeriahkan bebunyian gandang tasa. Mengambil tanah dilaksanakan oleh dua kelompok Tabuik yaitu kelompok Tabuik Pasa dan kelompok Tabuik Subarang. Masing-masing kelompok mengambil tanah pada tempat (anak sungai) yang berbeda dan berlawanan arah. Tabuik Pasa berada di desa Pauah, sedangkan Tabuik Subarang berada di desa Alai Galombang yang berjarak lebih kurang 600 meter dari rumah Tabuik. Pengambilan tanah dilakukan oleh seorang laki-laki berjubah putih, melambangkan kejujuran Hosen. Tanah itu dibawa ke daraga sebagai simbol kuburan Hosen. Pada tanggal 5 Muharram dilaksanakan penebangan batang pisang. Ini sebuah cerminan dari ketajaman pedang yang digunakan dalam perang menuntut balas atas, kematian Hosen. Penebangan batang pisang dilakukan oleh seorang laki-laki dengan berpakaian silat. Batang pisang tersebut harus putus sekali pancung. Tanggal 7 Muharam dilakukan prosesi maatam. Kegiatan ini dilakukan selesai sholat Dzuhur oleh pihak keluarga penghuni rumah Tabuik. Secara beriringan mereka berjalan mengelilingi daraga sambil membawa peralatan Tabuik seperti jari-jari, sorban, pedang sambil menangis. Sebagai pertanda kesedihan yang dalam atas kematian Hosein. Pada tanggal yang sama ada tradisi maarak panja merupakan kegiatan tiruan membawa jari tangan Hosein yang tercincang untuk diinformasikan kepada masyarakat bukti kekejaman seorang raja yang zalim. Peristiwa itu dimeriahkan dengan hoyak Tabuik lenong, sebuah Tabuik berukuran kecil yang diletakkan diatas kepala seorang laki-laki sambil diiringi oleh gandang tasa. Peristiwa maarak saroban dilakukan tanggal 8 muharram, bertujuan mengabarkan kepada anggota masyarakat ihwal penutup kepala Hosein yang terbunuh dalam perang karbala. Hampir serupa dengan peristiwa maarak panja, kegiatan ini juga diiringi dengan membawa miniatur Tabuik lenong dan gemuruh gandang tasa sambil bersorak sorai. Pada dinihari tanggal 10 muharram menjelang fajar, dua bahagian Tabuik yang telah siap dibangun di pondok pembuatan Tabuik mulai disatukan menjadi Tabuik utuh. Peristiwa ini diberi nama Tabuik naik pangkat, selanjutnya seiring matahari terbit, Tabuik diarak ke jalan, dihoyak sepanjang hari tanggal 10 muharram setiap tahunnya. Tanggal 10 Muharam dari jam 09.00 WIB, Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang disuguhkan pada pengunjung pesta Tabuik sebagai hakekat peristiwa perang karbala dalam sejarah Islam. Acara hoyak Tabuik akan berlangsung hingga sore hari. Secara perlahan Tabuik diusung menuju pinggir pantai seiring turunnya matahari. Tepat pukul 18.00 WIB, senja hari, tatkala sunset memancarkan sinar merah tembaga, akhirnya masing-masing Tabuik dilemparkan ke laut oleh kelompok anak nagari Pasa dan Subarang di tengah kerumunan pengunjung dari seluruh nusantara, bahkan dari mancanegara, yang hanyut oleh rasa haru. Maka selesailah prosesi pesta Tabuik yang tahun ini bakal digelar oleh Pemkab Padang Pariaman( minangkabauonline). BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Nilai budaya yang terkandung dalam upacara tabuik dari dahulu sampai sekarang masih berlaku dalam masyarakat, sekalipun masyarakat sudah mengalami perubahan akibat kemajuan tekhnologi. Nilai-nilai luhur tersebut masih menjadi peoman bagi mereka dalam melakukan aktiitas sehari-hari. Adapun nilai-nilai yang terpenting dalam rangkaian upacara tabuik seperi berikut : Pertama nilai kearifan, disini terlihat bahwa masyarakat pendukungnya masih mempertahankan nilai itu. Dimana setiap memulai dan mengakhiri suatu pekerjaan tetap diikuti dengan pembacaan doa atau mantra. Kedua, nilai sosial yaitu suatu aturan, norma yang berlaku dalam masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering membutuhkan orang lain, sekecil apapun pekerjaan yang akan dilakukan tetap melibatkan orang lain. Ketiga, nilai seni, berkaitan dengan kreatifitas masyarakat pendukungnya. Nilai seni yang tercermin dalam upacara tabuik adalah seni musik dan seni lukis. Selain berfungsi sebagai nilai budaya, upacara tabuik juga mempunyai fungsi sosial dan fungsi spiritual yang sangat penting bagi masyarakatnya. Fungsi sosial upacara tabuik adalah sebagai norma-norma sosial, sarana komunikasi, sarana pengendali sosial dan interaksi, untuk mewujudkan keseimbangan hubungan antara sesame anggota masyarakat. Sedangkan fungsi spiritual yaitu sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT untuk memhon ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan hidup lahir dan bathin. Fungsi-fungsi ini tidak mengalami kemunduruan, tetapi semakin berkembang. Perkembangan tersebut terlihat dengan dijadikannya upacara tabuik sebagai salah satu objek wisata budaya. Sebagai salah satu objek wisata budaya, upacara tabuik banyak diminati oleh para wisatawan asing maupun domestic. DAFTAR PUSTAKA Udin Kuriak. " Minang Forum MinangKabau Sejarah Minangkabau Info Sejarah Tabuik Piaman” ON. 10-25-2010 01:48 PM . Ricky.Sikumbang. " Home / Casciscus / The Lounge [ Wisata ] Tabuik Pariaman yang Mendunia” ON. 07-08-2011, 11:04 PM. . Indonesia.Trave." Beranda » Pariaman: Tempat Berlangsungnya Perayaan Festival Tabuik » Tabuik di Pariaman “ ON. 07-08-2010, 09:04 PM. . Akrie Maulana." Beranda » Tradisi Tabuik Di Pariaman, Sumatera Barat » Tradisi Tabuik Di Pariaman, Sumatera Barat “ ON. 07-04-2011, 11:24 PM. . Blog.Ugm." Panduan Menggunakan Blog UGM » Uncategorized » Tradisi Tabuik Di Pariaman » Tradisi Tabuik Di Pariaman “ ON. 24-04-2010, 08:24 PM. . Arvonceda." Youtube » Travel & Events » Tabuik Piaman BKSNT- Padang » Potongan yang di ambil dari dokumentasi “ ON. 29-07-2009, 07:24 PM. . DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Tujuan Penulisan 2 BAB II PEMBAHASAN 3 A. Sejarah Tabuik 3 B. Tabuik Di Pariangan 4 C. Mengenal Upacara Tabuik 8 D. Pembuatan Tabuik 10 E. Susunan Upacara Tabuik 11 F. Tanggal Pelaksanaan Tabuik 15 BAB III PENUTUP 17 A. Kesimpulan 17 DAFTAR PUSTAKA 18 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ MENGENAL TRADISI TABUIK” Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Pendidikan Multikultural yang ditugaskan oleh Ibu Liastutik selaku dosen Pendidikan Multikultural. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada : 1. Ibu Liastutik selaku dosen Pendidikan Multikultural yang telah memberikan tugas. Sehingga kami dapat sedikit memahami akan penyusunan makalah ini yang berkaitan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. 2. Rekan – rekan semua di Universitas Kanjuruhan Malang. 3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin. Malang, 09 April 2012 Penulis PENDIDIKAN MULTIKULTURAL MENGENAL TRADISI UPACARA ” T A B U I K ” Oleh : SITI ZUBAIDA EDY PERMADI AGIL HILDA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG